BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Rabu, 14 Desember 2011

KAGAK MATI GAYA

KAGAK MATI GAYA

ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Anak perempuan saya yang SMP selalu ribut jika melihat sebagian rambut saya sudah memutih dan saya belum pergi ke salon buat toning. Padahal hanya sebagian kecil saja yang memutih, yaitu di sisi kanan dan kiri saja. Buat saya itu no problem, kagak mati gaya deh hanya karena sebagian rambut sudah memutih. Tapi buat dia, sepertinya itu problem, karena dia tak mau papanya kelihatan tua, hahaha ...

Cara pandang anak saya yang berusia 13 tahun dengan saya yang sudah berusia kepala 4 ternyata beda soal menyikapi rambut beruban di kepala. Saya pikir dengan rambut putih saya tambah sexy mirip Richard Gere, sementara anak saya berpikir saya mirip opa opa yang di sinetron selalu digambarkan berambut putih.

Kesimpulannya; beda usia beda selera. Beda usia beda makna. Tak mungkin cara pandang orang yang beda usia (apalagi bedanya ekstrem) bisa sama dalam menyikapi sebuah persoalan. Dalam ilmu marketing ini masuk aspek demografi (usia, jenis kelamin, mata pencaharian, ras, dll) dalam merumuskan strategi Segmentation - Targeting.

* * *

Sobat properti, saya baru saja diundang klien saya yang memasarkan rumah eksklusif type 70 keatas, dengan model klasik. Lokasi cukup bagus, bahkan dekat dengan sebuah sekolah favorit dan juga supermarket. Anehnya produk dia kurang begitu laku. Penjualannya lambat.

Ada beberapa aspek yang kami kupas dan saya berikan advis, tapi yang mau saya share disini adalah soal produk dia yang berani memilih style klasik, sementara trendnya saat ini masih didominasi style minimalis modern. Dan anehnya, meski style klasik tapi soal warna cat rumah, terutama vacade (tampak mukanya) justru dominan warna-warna pastel nan cerah. Terlalu 'ngejreng' istilah jawanya.

Saya mengusulkan kepada klien saya agar mencoba integrated antara style bangunan dengan pilihan warna cat. Mengingat harga jualnya diatas 400 juta yang berarti menyasar konsumen dengan income diatas 12jt/bulan, kemungkinan segmen dan target pasarnya adalah level middle-up yang secara karir sudah mapan, berusia matang, dan bukan lagi keluarga muda yang membeli rumah pertamanya.

Saya berikan usulan warna; abu-abu, krem dan putih sebagai warna dasar yang dominan. Sementara warna pastel hanyalah aksentuasi yang menjadi point of interest. Kombinasi warna-warna ini menimbulkan kesan kalem yang sesuai dengan selera orang berusia 40 tahun keatas, tanpa harus kehilangan sentuhan estetikanya.

Syukurlah, selang tak lama kemudian dapat report bahwa angka penjualan klien saya meningkat dari semula 3 unit perbulan menjadi 5 unit perbulan. Memang ini semata mata bukan akibat perubahan warna cat, tapi saya yakin ada kontribusi cukup signifikan dari perubahan warna cat ini.


1 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis