BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Sabtu, 23 Agustus 2014

TAMPIL BERSINAR DAN BAHAGIA

PENETRASI PASAR SECARA OFENSIF



Kabar gembira untuk kita semua
Kulit manggis kini ada ekstraknya
Tampil bersinar membuatku bahagia
Jadikan hari ini hari Mastin .......

Setahun yang lalu siapa yang tahu tentang sebuah produk bernama MASTIN yang berasal dari ekstrak kulit buah manggis? Tak ada yang tahu. Bahkan saya yang notabene penggemar buah manggis, malah tidak tahu kalau kulitnya bisa diekstrak dan memiliki manfaat seperti yang diklaim oleh produk bernama MASTIN.

Produsen Mastin melakukan strategi PENETRASI PASAR yang luar biasa gencar dimana iklannya menghajar benak konsumen secara bertubi-tubi. Produk kecantikan (baca: kecantikan kulit) yang belum dikenal sebelumnya, mendadak sontak jadi ngetop dan populer serta dihafal oleh banyak orang. Lagunya gampang diingat, liriknya bahkan diplesetin banyak orang dan jadi guyonan massal di social media.

Kalimat pertama dalam lagu Mastin sangat ngetop sekali; 
"Kabar gembira untuk kita semua ......" yang bisa diplesetkan dalam berbagai joke politik, joke olahraga, bahkan joke sehari-hari. Terlepas adanya info bahwa iklan ini berbau plagiat dengan sebuah iklan di Korea, saya tetap angkat jempol dengan produsennya yang berani membelanjakan budget promosi yang besar demi memperkenalkan produk Mastin kepada konsumennya.

Sobat properti, iklan Mastin adalah sebuah pembelajaran bahwa produk baru dan belum dikenal oleh konsumen sekalipun, sepanjang dipromosikan dengan benar dan menarik, bakal mampu membuat produk tersebut dikenal oleh konsumen. AWARENESS tercipta, dan itu adalah modal awal bagi kesuksesan pemasaran produk. Kita bisa mengaplikasikannya didalam pemasaran properti yang kita lakukan. 

Ingat, sebuah produk yang tidak dikenal konsumen, tak akan pernah dibeli oleh konsumen. Jika konsumen mengenal produk anda, memang belum tentu akan dibeli oleh mereka. Akan tetapi setidaknya jika mereka berniat membeli rumah, maka produk anda akan menjadi salah satu referensi yang dipertimbangkan untuk dibeli. 

PROMOSI yang bagus tanpa benefit PRODUK yang bagus juga bakal sia-sia. Dulu ada iklan IREX yang di TV juga promosinya gila-gilaan dan memancing saya untuk membeli serta merasakan manfaat dari produk tersebut. Eh, ternyata setelah saya mengkonsumsinya, tak ada manfaat signifikan yang saya rasakan. Perlahan tapi pasti produk tersebut hilang dari pasaran. Ini bukti bahwa iklan bagus tanpa produk yang bagus tak akan diminati konsumen.

Lain cerita; saya pernah "dipaksa" oleh seorang teman untuk mencoba sebuah produk suplemen pria bernama "LELAKI PERKASA". Yang ini benar-benar heboh efeknya. Sayangnya ketika diam-diam saya mencari produk tersebut di pasaran, tidak ada yang menjualnya. Dengar promosinya juga tidak pernah sama sekali. Jadi sebagus apapun sebuah produk, jika DISTRIBUSI-nya payah (sulit dicari di pasaran), dan PROMOSI-nya lemah, maka produk itu juga tak bakal dikenal oleh pasar dan dikonsumsi oleh pasar.

Mau minta lagi kepada teman, ya jelas malu dong, hehehe ....

Setelah saya menyebutkan tentang 3 hal, yaitu; PRODUK, DISTRIBUSI, dan PROMOSI, masih ada 1 variabel lagi yang sangat penting didalam pemasaran, yaitu HARGA.

Pernah saya tertarik membeli sebuah sandal kulit yang desainnya manis dan keren buatan kerajinan kulit lokal Yogyakarta. Merk-nya abal-abal (tidak dikenal). Ketika saya sudah jatuh cinta dan mau membeli, saya kaget melihat harganya yang 650.000. Ini harga yang kurang tepat untuk sebuah sandal (meski bagus) yang non branded.

Sobat properti, jika anda sudah tahu bahwa variabel PRODUK, HARGA, DISTRIBUSI dan PROMOSI adalah 4 bauran pemasaran terpenting didalam memasarkan sebuah produk, maka aplikasikanlah keempatnya didalam pemasaran produk properti anda.

PRODUK
Pastikan produk properti anda memiliki sekumpulan manfaat (bukan hanya 1 manfaat) yang bisa dirasakan oleh konsumen. Baik dari bangunannya ataupun lingkungan infrastrukturnya.

HARGA
Pastikan bahwa harga jual produk properti anda cukup kompetitif dan tak lebih mahal dari kompetitor sejenis di seputaran lokasi yang sama. Harga adalah sesuatu yang sensitif bagi konsumen. Monitor terus harga pesaing, dan lakukan komparasi dengan harga jual kompetitor.

DISTRIBUSI
Pastikan bahwa konsumen bisa membeli produk anda di tempat yang mereka bisa ketahui dan diakses dengan mudah. Artinya anda harus memiliki kantor pemasaran dengan alamat yang jelas, syukur-syukur kantornya representatif. Bahkan anda bisa membuka kantor derivatif dengan mengadakan open table, pameran dll. Disana konsumen juga bisa meminta informasi dan membeli produk anda.

PROMOSI
Pastikan bahwa produk anda dipromosikan dengan benar, supaya konsumen mengenal produk anda. Beriklan secara masif dan ofensif ala Mastin sangat menarik, tapi pasti budgetnya sangat besar. Tapi Mastin berani melakukan karena secara demografi memang mereka menyasar target pasar nasional, dan wajar berani jor-joran. Kalau produk anda hanya menyasar konsumen lokal, manfaatkan saja media lokal atau material promo yang murah tapi efektif dan mengena di benak konsumen.

Kasus Mastin jadikan motivasi saja supaya anda jangan berkecil hati jika produk anda BELUM dikenal oleh konsumen. Tinggal dikemas dengan cantik dan kreatif, pasti konsumen akan segera mengenal produk anda. Oke??? Semoga produk anda bisa tampil lebih bersinar dan membuat konsumen bahagia, tanpa harus memakan ekstrak kulit manggis.

SELAMAT TIDUR KEKASIH GELAPKU

ORDER PEKERJAAN TAMBAH


Selamat tidur kekasih gelapku ..
Semoga cepat kau lupakan aku 
Kekasih sejatimu takkan pernah sanggup meninggalkanmu ....

Itu adalah penggalan lagu berjudul SEPHIA karya Sheila On 7, yang CD nya saya beli di sebuah gerai KFC. Anda mungkin tidak sadar, gerai KFC yang sejatinya hanya menjual ayam goreng, kentang, dan burger, sudah sekian lama juga memasarkan CD lagu-lagu yang dijual dalam paket bundling ataupun dijual secara ritel.

Saya jarang beli CD di toko musik, tapi justru sering membeli CD lagu di gerai KFC disaat sedang berkunjung kesana. Kalau penyanyinya saya suka, pasti saya beli CD nya.

Sobat properti, gejala apakah ini? Penjual ayam goreng menjual CD lagu-lagu. Ini mungkin yang disebut dengan SIDE INCOME, atau menambah revenue dengan memanfaatkan captive market yang sudah tersedia. Bukan bisnis utama, bukan sumber pemasukan yang utama, tapi gemericik uang yang masuk lumayan terasa.

Kalau di bisnis properti, aplikasinya saya biasa menyebutnya dengan PEKERJAAN TAMBAH. Jadi misalnya kita menjual rumah type 69 kondisi standar, maka semua harga jual beli sesuai PPJB (perjanjian perikatan jual beli) adalah wajib dibayar oleh konsumen. Akan tetapi konsumen punya opsi untuk mengajukan request berupa order pekerjaan tambah misalnya; menambah luasan bangunan, membuat taman, membuat pagar, memasang teralis, memasang gordyn, dll. Pekerjaan tambah yang menghasilkan laba paling besar adalah menambah luasan bangunan. Apalagi jika rumah standarnya 1 lantai, dan konsumen minta dibangun menjadi 2 lantai, labanya sangat menggiurkan sekali.

Kita bisa memperoleh laba ekstra dari order pekerjaan tambah tersebut. Karena dari setiap item pekerjaan tambah yang diminta, kita bisa membebani profit margin lagi. Bahkan tak jarang, jika pekerjaan tambahnya bervolume besar, keuntungannya bisa mendekati laba induknya lho.

Meski pekerjaan tambah berpotensi memberikan income ke kas perusahaan, tetapi terkadang ini juga celah terjadinya konflik diinternal karyawan. Biasanya kasusnya terjadi akibat orang teknik di lapangan secara diam-diam mengambil order pekerjaan tambah ini secara personal. Dikerjakan sendiri, laba dimakan sendiri. Tak mau berbagi ke teman-teman yang non teknik, apalagi melapor keperusahaan.Jika proyeknya besar dan konsumennya banyak, kejadian seperti ini bakal sering terjadi. Ada lho, karyawan saya bagian teknik yang mampu beli mobil akibat menggarap pekerjaan tambah seperti ini secara diam-diam, hehehe ....

Saya justru pernah mengambil kebijakan dimana order pekerjaan tambah bukan digarap oleh perusahaan, tetapi digarap oleh koperasi karyawan yang menganut azas sama rasa dan sama rata. Tak peduli office boy atau direktur, hak dan kewajibannya adalah sama. Jadi kalau ada order pekerjaan tambah yang menghasilkan laba 10 juta, maka laba 10 juta itu dibagi sama rata ke semua anggota koperasi yang tidak menganut sistem saham. Untuk modal kerjanya usahakan tidak perlu modal, karena kita meminta uang muka dulu ke konsumen.

Dulu saya memberlakukan sistem koperasi ini di perusahaan saya, dimana semua laba diakumulasi dan baru dibagikan H-7 sebelum Lebaran, sebagai tambahan bonus dan THR yang dibagikan kepada karyawan. Rasanya membahagiakan sekali. Satu-satunya ancaman adalah jika pengelola koperasi ini tidak amanah menjaga keuangannya, maka laba koperasi bisa digerogoti atau malah ludes tak berbekas.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis