ITULAH OKENYA BANDREX
Laba Di Tanah
Saya punya seorang sales bernama kang Dede. Hobbynya aneh, yaitu pagi siang malam minum bandrex. Karena itulah minuman favoritnya. Pernah disebuah panas yang terik, saat biasanya orang memilih minum es, dia tetap memilih bandrex. Saat saya tanya kenapa panas terik tetap minum bandrex, sambil terkekeh dia menjawab; ITULAH OKENYA BANDREX, BISA DIMINUM KAPAN SAJA ...
Dasar Si Dede !!
Dede sedang saya beri tugas memasarkan KOKOST (toko - rumah kost) yaitu sebuah bangunan yang terdiri atas 1 toko menghadap kedepan dan dibelakangnya memiliki 4 kamar kost. Lokasinya di jln Pelita Gedanganak UNGARAN Kab. Semarang. Hanya 6 unit, harga 255 jt. Hanya berjarak 200 m dari kawasan industri yang padat.
Suatu sore dengan nada riang Si Dede menelpon; Lapor Gan, closing 1 unit. Tapi harganya saya kurangi 49,5 juta. Sehingga harga transaksi 205,5 jt.
Sejuta topan badai. Mana bisa diskon sebesar itu?? Saya kaget mendengar laporan Dede.
Dede menjelaskan;
Begini Gan, ada pembeli yang tak mau bisnis rumah kost, dia cuma minat tokonya saja. Jadi dia minta 4 kamar kost dibelakang dihilangkan supaya harganya berkurang.
Saya tadi mencoba kontak juragan, tapi tak diangkat. Saya tahu juragan sedang menjadi pembicara seminar di Solo. Makanya saya mengambil keputusan sendiri, tak mau kehilangan momentum.
Saya tahu juragan penganut pakem KITA PENGEMBANG BUKAN KONTRAKTOR, yang mencari laba dari tanah, bukan bangunan. Artinya berapapun luas bangunan, laba tetap. Diperkecil atau diperbesar, laba tidak terganggu.
Makanya saya hitung luasan bangunan yang berkurang adalah = 4 kamar kost x 2,75 m x 3 m x Rp 1,5 jt/m2. Total pengurangan = Rp 49,5 jt itu.
Artinya saya jual bangunan toko saja seharga 205,5 jt. Harga lebih rendah, laba tidak terpengaruh. Modal kerja bangunan malah lebih kecil, kata Dede menjelaskan.
Wow, kamu pinter juga Dede. Kata saya memuji sales penyuka bandrek ini. Kemudian saya tambahkan; ITULAH OKENYA MEMBEBANKAN LABA DI TANAH, BISA DIPERKECIL ATAU DIPERBESAR LUASANNYA BERAPA SAJA, HEHE ..