BERIKLAN DENGAN TEKNIK STOPPING POWER
Ada 3 lampiran foto di artikel ini. Tolong perhatikan foto saya, amati bentuk dan warna pagar, amati jenis dan warna mobil yang sedang parkir di garasi. Bandingkan dengan foto wanita berbaju putih di foto yang lain. Anda pasti percaya jika 2 foto itu diambil di setting lokasi yang sama. Betul, saya sedang berfoto di rumah wanita berbaju putih.
Anda mungkin penasaran kenapa saya berada disitu. Jawabnya adalah karena saya jadi korban social media. Awal Maret 2015 ada kehebohan di social media tentang seorang wanita bernama Wina Lia yang memasarkan rumahnya dengan selling point yang unik yaitu "yang membeli rumahnya boleh sekaligus menikahi pemiliknya". Wow!!
Sungguh itu iklan yang unik, menggelitik, manja, mempesona. Punya STOPPING POWER yang kuat untuk menghentikan atensi pemirsanya. Isue beginian adalah daya tarik universal. Diperbincangkan banyak orang. Efek publisitasnya luar biasa. Sahut menyahut, eskalasinya membesar tanpa harus si pengiklan membayar biayanya. Berbagai media online mengangkat berita ini. Beberapa TV nasional juga meliputnya. Bahkan ada program talkshow yang mengundang Wina sebagai bintang tamunya.
Saya kebetulan hari itu sedang ada agenda survei tanah di daerah Prambanan, diantar seorang broker. Saat kami sedang bersama didalam mobil, broker bercerita tentang Wina Lia yang sedang jadi topik hangat di sosmed, yang rumahnya tak jauh dari lahan yang kami survei.
Langsung rasa iseng saya timbul dan ingin mampir ke rumah yang dimaksudkan. Saya turun dan menemui tuan rumah. Saya pura-pura meminati rumahnya dan menawar 500 juta, tanpa meminta bonus menikahinya, haha ... (memang sengaja menawar rendah yang tak mungkin diterima).
Mbak Wina (nama aslinya Winarsih, usia 39 thn, dulu pernah jadi TKI, status sekarang janda anak dua, punya salon perawatan tubuh dan bisa jadi penyanyi solo organ) tentu saja menolak penawaran saya. Ya gak masalah, justru kalau diterima saya malah bingung karena sebenarnya tidak berminat sama sekali.
Saat saya sedang ngobrol, ada wartawan yang datang dan berniat memotret. Saya langsur ngacir kabur, takut fotonya muncul di media dengan konten berita yang tak bisa saya tebak apa bunyinya. Wartawannya teriak: "Mas, santai aja. Saya dari media Perancis, bukan untuk konsumsi lokal." Saya tetap memilih kabur.
Sobat properti, saya sangat sibuk. Tapi sampai mau-maunya mengorbankan waktu untuk sekedar iseng melakukan aktivitas tidak penting, hanya demi rasa penasaran tentang iklan yang unik dan punya STOPPING POWER yang sangat kuat. Sebagai orang dengan DNA marketing, saya ingin mendapat pelajaran dari kasus ini.
Ini adalah aplikasi dari teknik STOPPING POWER, dengan konten yang berbeda sekali dari iklan menjual rumah pada umumnya. Ada hal yang unique (unik), dimana pemilik rumah juga siap dinikahi oleh pembelinya. Keberanian memasang selling point dengan hal yang unik, berbeda, dan belum pernah ada sebelumnya, adalah nilai lebih dari iklan ala Wina ini. Orisinil idenya. Itulah kenapa efek publisitasnya kemana-mana.
Seandainya ada yang meniru ide ini, mungkin efek publisitasnya tak akan sebesar yang dinikmati oleh Wina. Bayangkan, Dedy Corbuzier saja sampai mengundangnya jadi bintang tamu di acara Hitam Putih.
Nah, kumpulkan ide-ide gila anda dalam berpromosi, lalu pilihlah yang sekiranya punya STOPPING POWER luar biasa. Supaya social media akan meresponnya dan melipat-gandakan efek publisitasnya.
Misal ;
Beli rumah gratis pemakaman 2 liang
Beli rumah gratis pembantu rumah tangga 2 tahun
Beli rumah gratis satpam 2 tahun