TIPS MEREKRUT SALES PROPERTI
Seorang
sobat properti bertanya kepada saya, mengenai kriteria yang akan ditentukan
untuk merekrut seorang sales. Katanya dia baru saja memulai proyek perumahan di
daerah Kediri, dan sedang melakukan rekrutmen untuk sales force nya.
Saya
jawab demikian ;
Menurut
saya yang paling penting adalah BAKAT. Bakat yang saya maksud adalah talenta
bawaan yang sudah melekat didalam dirinya, yaitu KEMAMPUAN DIDALAM BERKOMUNIKASI,
karena ini adalah modal utama didalam menjalankan perannya sebagai seorang
sales.
Saat
saya merekrut sales, biasanya saya akan undang dia melakukan wawancara empat
mata. Bahasa tubuh dia saat memasuki ruangan interview, cara dia menyalami saya
(termasuk kekuatan genggamannya) dan memperkenalkan dirinya, akan menjadi
poin-poin penting didalam penilaian saya.
Pernah
saya mereject seorang pelamar hanya gara-gara bersalaman dengan model 'papan
lembaran'. Maksudnya tangannya disodorkan ke saya tapi hanya kaku datar seperti
lembaran papan. Tidak mau memegang (meremas?) dan menjabat tangan saya.
Kesannya sekedar ditempelkan saja. Saya merasa jabat tangan model ini kurang
hangat, kurang bersahabat. Padahal seorang konsumen bakal lebih nyaman dan
merasa dihargai jika sales menunjukkan sikap hangat bersahabat kepada dia,
sebelum memulai presentasi soal produk.
Saya
akan menanyakan info-info standar terlebih dahulu kepada pelamar posisi sales, sebagaimana
yang ditulis di CV (curriculum vitae). Soal pendidikan terakhir, pengalaman
kerja sebelumnya, status maritalnya, dll. Pada saat tanya jawab begini, saya
paling sebel kalau melihat pelamar yang saat menjawab tidak berani menatap mata
saya sebagai lawan bicaranya. Yang matanya kelayapan entah kemana, yang matanya
menatap kebawah dan menunduk, adalah ciri-ciri orang tidak percaya diri, dan
tidak masuk kriteria sebagai sales. Seorang sales mesti punya percaya diri yang
tinggi. Meski gajinya hanya 1,5 juta/bulan, ketika menghadapi seorang konsumen milyader
didepannya, dia tetap harus tampil percaya diri dan dilarang minder.
Ketika
bertanya ini itu soal CV, biasanya saya yang masih aktif memegang kendali
komunikasi. Ketika semua info umum sudah saya peroleh, barulah saya masuk ke menu
khusus, yaitu mengetest sejauh mana skill pelamar didalam kemampuan
berkomunikasi.
Saya
akan bertanya dulu soal hobby dia, atau soal isue apa yang menarik didalam
kehidupan dia sehari-hari. Ketika dia sudah menyebutkan soal hobbynya atau
topik khusus yang membuat dia tertarik, maka saya akan meminta dia bercerita
bebas mengenai hal tersebut selama 5 s/d 10 menit, tanpa saya menyela
sedikitpun. Seseorang yang memiliki talenta berkomunikasi, akan mampu bertutur
dengan baik, sistematis, lugas dan renyah. Dia akan mampu mentransfer informasi
yang dia ketahui kepada pendengarnya. Konten akan terdelivery dengan baik.
Sebaliknya
jika dia tak cakap berkomunikasi, maka dia akan gagap dan tak sampai 2 menit
sudah kebingungan mau bicara apa lagi. Bicaranya gagap, sering salah memilih
kata, dan kehilangan arah. Sehingga pendengarnya tidak memahami substansi apa
yang dia sampaikan. Seseorang yang tak cakap berkomunikasi seperti ini tidak
layak menjadi seorang sales.
CAKAP
BERKOMUNIKASI adalah kriteria utama yang saya pakai untuk merekrut seorang
sales. Soal tingkat pendidikan yang penting jangan terlalu rendah, karena ini
menyangkut wawasan dan logika berpikir. Soal pengalaman malah saya tidak
utamakan. Seorang fresh graduate sekalipun jika punya talenta cakap
berkomunikasi, tinggal diupgrade sedikit seling skill nya, dia sudah akan
berubah menjadi sales yang mumpuni.
Skill
standar berupa kemampuan mengoperasikan komputer (Words dan Excell) dan melek
internet sudah pasti menjadi keharusan. Di era social media seperti sekarang
ini, pemasaran konvensional saja belum cukup, mesti dilengkapi dengan marketing
on line yang bisa merambah target market tanpa batas area. Dan seorang sales yang memiliki
skill komputer bisa kita fungsikan sekalian guna mengurus administrasi pemasaran
dan KPR.
Dan,
ssssst... (maaf jangan tersinggung karena tidak bermaksud melecehkan), saya
punya pengalaman empiris bahwa ternyata Sales-Sales terbaik yang pernah saya
miliki adalah beberapa Janda Single Parent yang dikejar kebutuhan menghidupi
anaknya. Mereka ini ganas dan trengginas. Sangat produktif dan aktif mengejar
konsumen, dan lebih berani mencari peluang. Karena didalam otak mereka hanya
berpikir komisi dan komisi. Bekerja mengejar fee. Tanpa fee, mereka tak bisa
membayar SPP anaknya. Dan fee bisa diperoleh jika terjadi closing.
Sales
bujangan kebanyakan rendah kontribusinya alias tidak produktif. Karena mereka
ini tak punya beban menanggung hidup orang lain. Hanya sedikit sales bujangan
yang sukses memainkan peran sebagai sales. Karena kebutuhan mereka cuma beli baju
dan uang pacaran saja. Makan tidur masih numpang orang tua.
Pernah
saya punya sales anak orang kaya, yang berangkat ngantor naik mobil BMW, dan
semua yang menempel di tubuhnya adalah barang ber-merek. Kalau datang ke kantor
suka bawa banyak makanan. Kalau siang juga suka traktir makan teman-teman
kantornya. Sales semacam ini dicintai teman kerjanya, tapi dibenci bosnya,
karena tak punya motivasi menjual. Bekerja hanya mencari kesibukan belaka. Uang
bukan masalah bagi dia. Masa percobaan 3 bulan terlewati dan dia gagal mencapai
target. Meski dia lumayan manis, tetap saya eliminasi.
Sobat
properti, sales mungkin profesi yang sepele, tapi dia ujung tombak perusahaan
kita. Jika anda merekrut sales yang salah, jangan harap bisa jualan. Yang
terjadi mereka cuma nongkrong di front office sambil update status. Rekrutlah
sales yang memenuhi kriteria umum (misal; pendidikan minimal SMA, bisa MS
Office, punya SIM C dan kendaraan sendiri) dan kriteria khususnya adalah mempunyai
talenta 'cakap berkomunikasi'. Wajah yang good looking adalah nilai plus, tapi
bukan syarat penting dalam merekrut sales.
Kenapa
seorang sales yang anda rekrut wajib memiliki kendaraan sendiri dan SIM? Karena
profesi sales membutuhkan mobilitas yang tinggi. Misal; mengantar brosur,
mendampingi konsumen survei lokasi, menjemput prospek dll. Tanpa kendaraan itu mereka
cuma bisa jaga toko belaka.
Bekali
mereka dengan SELLING SKILL (teknik menjual). Jangan lepas mereka untuk menjual
secara autodidak, tapi upgrade skill mereka dengan diberi ilmu selling skill.
Seorang sales yang menguasai product knowledge dan memiliki selling skil bakal
bisa diandalkan. Tentunya jika yang dipasarkan adalah produk yang kompetitif
dan bagus strategi pemasarannya.
Bingung
bagaimana bisa membekali sales anda dengan SELLING SKILL? Panggil saja AW Jin
Properti. Hanya dalam 2 hari, sales anda akan diberikan training dengan modul
SELLING SKILL ditambah SISDUR ADMIN PEMASARAN. Lengkap sudah, sales anda bakal
segera menjadi instrumen penting didalam organisasi anda, dan mampu memberikan
kontribusi yang optimal.
Ssssstt,
jangan lupa cari yang GANAS dan trengginas ya, hehe..
Supaya produk properti yang anda pasarkan laku keras.