BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Senin, 27 Juli 2015

MELEPASKAN OPORTUNITY YANG SUDAH DITANGAN

CUMA TERKILIR SAJA
MASIH BISA DIURUT


Sebuah lahan seluas 2400 m2 bersertipikat SHM dengan status pekarangan berhasil dieksekusi secara hot deal oleh seorang murid Perguruan Kungfu Properti. Cukup bayar uang muka 100 juta dan sisanya dibayar panjang sesuai penjualan. Ditengah kota, dekat padang golf, dekat Rumah Sakit. Juga dikepung perumahan yang padat.

Lahan sudah ditata dan dikerjakan grading plannya. Sudah mulai dipasarkan juga, tapi selama 7 bulan tak ada penjualan sama sekali. Pendekar properti pemula ini merasa galau, dan minta diberi advise atau bahkan lahannya mau dipasrahkan ke saya.

Data dan foto sudah diemail, cuma saya gak perhatikan secara detail. Maksud saya, ntar saya survei aja langsung.

Hari ini saya survei ke lapangan. Benar lokasinya di kota, tapi aksesnya berbelok belok dan sempit jalannya, juga agak berkontur. Saya lihat siteplan dan harganya. Upss, harganya ternyata mahal juga, rumah T45/84 dijual Rp 400 juta, padahal depannya persis ada rumah murah T36/72 yang secondary marketnya cuma 150-175 jutaan.

Saya kaget saat diberitahu harga perolehan lahannya 1,25 juta/m2. Itu tinggi banget. Saya pikir cuma kisaran 400.000/m2. Perpetakan di siteplan nya juga berkomposisi 75:25, padahal seharusnya 60:40.

Saya langsung komentar pendek: "Wah, ini anda dalam posisi berbahaya. Harga perolehan segitu terlalu tinggi, dan harga jual tak mungkin bisa bersaing. Lokasinya tak memungkinkan untuk diangkat ke kelas menengah karena nempel komplek rumah murah aksesnya kurang bagus. Mau nego ulang mana mungkin? Paling cuma bisa turun 50 s/d 100 ribu/m2. Saran saya proyek ini dilepas saja, tinggal cari emergency exit yang paling memungkinkan."

Suhu AW, sudah ada bank yang siap kucurkan kredit 1,2 M dan bisa cair dimuka 600 juta, katanya.

"Jangan diambil, itu makin membuat anda terperosok. Nanti tak mampu bayar kredit dan agunan disita. Lebih baik anda jumpai pemilik tanah dan menyatakan mundur. Uang muka yang sudah dibayarkan minta ditukar dengan tanah dengan luasan setara pembayaran. Syukur-syukur biaya penataan lahan (kisaran 25 juta) juga bisa diperhitungkan."

Sejujurnya, saya tidak tega melihat raut wajahnya yang buram mendengar advise pahit seperti ini. Tapi saya merasa ini justru opsi terbaik daripada diteruskan dia bisa makin babak belur. Ini deal yang bagus dalam skim pembayaran, tapi harga satuannya terlalu tinggi. Mestinya sebelum ambil keputusan membuat komparasi harga terlebih dahulu.

Tapi no problem koq, ini ibarat jatuh belum dari tempat ketinggian. Paling cuma terkilir dan bisa dibawa ke tukang urut. Tak bakalan mati atau hancur berkeping-keping.

Cari lagi peluang lain, dan lebih teliti sebelum dieksekusi. Tetap semangat !!!





Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis