Target Dan Realisasi
Sabtu tgl 21 Agustus kemarin PSIS Semarang menunjuk GM (general manager) baru untuk musim kompetisi 2010/2011. Ini adalah jabatan prestisius yang pernah saya duduki th 2008/2009 yang membuat nama saya populer di kota Semarang, tapi sekaligus membikin miskin karena terlibat dalam pembiayaan tim tanpa APBD bersama rekan rekan manajemen lainnya. Kenangan manis sekaligus pahit. Hehe ..
Sekaligus diumumkan target musim kompetisi 2010/2011 adalah; SEKEDAR BERTAHAN DI PAPAN TENGAH DIVISI UTAMA. Artinya tahu diri tidak berharap banyak PROMOSI ke Liga Super. Hanya bertahan agar tidak DEGRADASI ke Divisi Utama.
Ironis. Jika memasang target PAPAN TENGAH, bisa bisa kepleset di papan bawah alias kena degradasi. Coba kalau pasang target PAPAN ATAS, kalaupun gagal setidaknya kepleset di papan tengah dan lolos degradasi.
Menurut saya; TARGET MESTI SETINGGI MUNGKIN. Tapi juga REALISTIS.
Seorang sahabat CGJP pernah japri pada saya, terkesan dengan KONSEP 1:2:3 yang saya paparkan dalam artikel berjudul PRIA MISTERIUS (Wiro Sableng 212). Itu adalah konsep kelayakan sebuah proyek layak diambil atau tidak.
Jika sebuah proyek memenuhi kriteria; MODAL 1 mendapat LABA 2 dalam WAKTU 3 TAHUN, maka proyek itu feasible untuk digarap. Karena ada potensi laba 200% dalam waktu 3 tahun. Alias kisaran 65% setahun.
Apakah target 1:2:3 realistis? Jika kita harus membeli lahan sekaligus juga menyiapkan modal kerjanya, rasio 1:2:3 jelas hal yang tak realistis. HIL YANG MUSTAHAL.
Kata kuncinya ada di lahan. Jika kita bisa mendapatkan lahan secara KERJASAMA alias hot deal, atau setidaknya dengan DP 10% bisa mendapat lahan, maka rasio 1:2:3 tersebut masih realistis alias mampu dicapai. Saya pernah mengerjakan proyek seluas 3 ha yang selesai dalam waktu 3 tahun, dengan MODAL 1,5 M mendapat LABA 8 M. Berarti malah rasionya 1:5:3.
Target 65% pertahun, jika meleset jatuh di angka 45 s/d 50%. Masih bagus secara investasi. Coba bayangkan kita memasang target 40% pertahun, jika meleset jatuh di angka 25 s/d 30%. Jika harus dibagi ke MPT dan MPM, habislah bagian kita coy. Bisa bisa kita kerjabakti saja tanpa hasil.
Nah, dalam ilmu jin, jatuh tak selalu kebawah lho. Kepeleset tak harus kebawah. KEPELESET bisa saja justru KEATAS. Target 65% pertahun bisa bisa malah kepeleset menjadi 70% pertahun. Caranya? Bikin ACTION PLAN yang benar dan presisi. Jangan GACUK NGGLUNDUNG, maju berperang tanpa kalkulasi apapun.
Bagilah tim kita menjadi 2 kelompok;
Kelompok P (pendapatan)
Kelompok B (biaya)
Tempatkan orang-orang yang ahli manfaat, ahli promosi, ahli jualan, ahli estetika di kelompok P. Mereka bertugas mencetak OMSET sebesar-besarnya. Merancang manfaat sebesar-besarnya.
Dipihak lain, tempatkan orang-orang yang ahli mengontrol budget di kelompok B. Mereka ini adalah kumpulan manusia cerewet yang suka memelototi SPK dengan harga tak wajar, yang komplain saat tagihan listrik bengkak, yang komplain jika ada nota dengan harga satuan mencurigakan, kritis terhadap pengeluaran yang tak memberi dampak langsung terhadap naiknya omset penjualan.
Biarkan kelompok P dan B menjalankan fungsinya masing-masing.
Lalu kita di kelompok mana?? Kita ada di kelompok L (Laba), karena ;
L = P - B.
Laba = Pendapatan - Biaya
Sebagai MPK, kita mesti memegang teguh paham maximize profit minimize cost. Kita memotivasi P supaya omset terus naik, dan mendukung B supaya biaya terus turun.