IBARAT MEMANCING .....
Dengan seabrek aktivitas dan load yang padat, yang namanya terbang Yogya Jakarta atau Semarang Jakarta PP sudah menjadi kebiasaan reguler saya. Jadi yang namanya bandara Halim dan bandara Soetta, saya hafal banget detail detailnya.
Kali ini saya mau bercerita tentang aktivitas saya ketika mau breakfast / lunch atau sekedar ngopi ngopi di bandara. Tahukah anda dengan pertimbangan apa saya memilih tempat makan? Bukan tentang menu makanannya, bukan tentang harganya, bukan tentang lokasinya, juga bukan tentang apapun.
Saya punya beberapa tempat favorit dan langganan, yang saya pilih dengan alasan sederhana, yaitu TERSEDIA BANYAK COLOKAN LISTRIK buat ngecharge HP atau laptop. Itu sebuah alasan yang tidak terkait dengan makanan, padahal saya masuk kesitu untuk makan. Saya paling senang jika sambil makan saya bisa sekaligus ngecharge HP. Maklum, di jaman sosmed begini, baterai low setara dengan kehilangan 1/4 nyawa.
Sobat properti, dalam teori marketing itu disebut NICHE MARKET. Ada type konsumen yang memang BERKEBUTUHAN KHUSUS seperti saya. Agak sulit dianalisa, tak banyak jumlahnya, tapi jika sudah klop, mereka bakal memakai kacamata kuda dan tak peduli dengan lainnya. Langsung buka dompet dan taruh uang di meja.
Ini tentang konsumen yang memutuskan membeli bukan karena tertarik dengan produk primernya, tapi justru akibat benefit komplemennya. Bukan lagi sekedar kebutuhan dan keinginan, tapi sudah menyangkut pemenuhan ekspektasi dan kepuasan pelanggan. Dan itu bisa jadi pelajaran bagi kita dalam memasarkan produk properti kita.
Ada lho orang yang rela beli rumah harga milyaran, asal lokasinya dekat lapangan golf. Ada yang tak mempermasalahkan lokasinya di tepi kota, asal bisa melihat view gunung saat buka jendela. Ada yang rela beli rumah dengan akses masuk sempit, asal dekat bandara. Ada juga pengalaman unik saat seorang dokter bertanya kepada sales seperti ini ;
"Mbak, saya mau beli rumah disini asal 2 syarat terpenuhi, yaitu ada stok avaiable di jalan utama, dan belum ada yang buka praktek dokter disana." Gile, dokter itu tidak menanyakan tentang type rumah ataupun spesifikasinya, tapi justru bertanya diluar hal yang berbau teknis.
Nah, tak selamanya keunggulan kompetitif di mata konsumen itu melulu tentang produk utamanya, ternyata bisa berasal dari fasilitas pendukung alias komplemennya. Makanya jika produk properti anda punya hal-hal yang unik dan khusus, eksposlah benefit tersebut, siapa tahu bertemu jodohnya.
Artinya anda sedang bermain di segmen niche market. Tak banyak pesaingnya, tapi spesifik produknya. Marketnya mungkin tipis, tapi tebal marginnya. Ibarat anda sedang berada di sebuah ceruk sungai yang tak banyak ikannya, tapi andalah satu-satunya pemancing disitu.
Misal : Hunian tenang fasilitas kolam renang (siapa tahu konsumennya hobby berenang). Real estate tengah kota, nempel Studio XXI (siapa tahu ada konsumen yang hobby nonton bioskop). Rumah murah ditepi sawah (siapa tahu pembelinya hobby bercocok tanam). Perumahan oke dekat karaoke (siapa tahu konsumennya hobby menyanyi). Rumah aman banyak taman (siapa tahu konsumennya suka berkebun). Rumah sederhana dengan peneduh pohon mangga (siapa tahu konsumennya penggemar rujakan), hehe ....