BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Rabu, 14 Desember 2011

IRFAN BACHDIM MEMANG GANTENG


IRFAN BACHDIM MEMANG GANTENG 


ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Setahun yang lalu, bulan Desember 2010, seorang Irfan Bachdim yang semula tidak dikenal oleh siapapun mendadak jadi buah bibir semua orang di republik ini berkat kiprahnya di Piala AFF memperkuat timnas Indonesia. Bahkan akun twitternya melejit dengan follower 700.000 orang lebih.

Fotonya laku dipajang sebagai headline surat kabar, dan job order sebagai bintang iklan berdatangan. Kehidupan pribadinya dengan model Jerman bernama Jenniffer Kurniawan juga masuk berita infotainment.

Waktu berlalu. Dunia berputar. Irfan Bachdim tak lagi memperkuat timnas Indonesia. Sekarang muncul bintang-bintang baru seperti; Diego Michael, Andik Vermansyah, Patrick Wanggai, Titus Bonai, Gunawan Dwi Cahyo dll. Nama mereka melejit sejak tampil di Sea Games membela timnas sepakbola Indonesia.

Kita jarang lagi melihat sosok Irfan tampil di televisi. Yang jadi bintang tamu acara-acara TV adalah ikon baru yang sedang berada di puncak popularitas. Apakah Irfan sudah dilupakan orang? Tidak. Semua orang sudah terlanjur mengenal namanya. Tapi jika tidak ada sebuah gebrakan ulang dan momentum yang melambungkan namanya kembali, sepertinya perlahan lahan pesonanya akan pudar. Popularitasnya akan redup. Publik melupakannya, job order sebagai bintang iklanpun tak bakal datang lagi menghampirinya.

* * *

Sobat properti, dalam dunia marketing kita mengenal istilah life cycle product (daur hidup produk). Mulai dari; Perkenalan - Pertumbuhan - Kedewasaan - Penurunan. Setiap fase memerlukan strateginya masing-masing.

Saya selalu menganjurkan agar budget belanja promosi di fase Perkenalan (intruduction) proyek properti anda dialokasikan cukup besar. Mungkin memakan 30 - 35% dari rencana total budget promosi. Karena saat itu produk kita belum dikenal konsumen, sehingga perlu menciptakan awareness.

Pasar perlu kita penetrasi. Billboard dan baliho besar dipasang di pinggir jalan raya yang strategis, umbul-umbul dipasang disekitar lokasi. Spanduk disebar ke seluruh penjuru kota. Signboard yang mengarahkan calon konsumen ke lokasi perlu dipasang. Leaflet dibagi-bagikan di keramaian.

Dengan melakukan itu semua, saya yakin awareness tercipta di benak konsumen. Produk kita dikenal publik. Telepon berdering-dering ke front office, tamu berdatangan ke kantor pemasaran. Closing banyak terjadi. Tahapan ini akan terjadi sampai dengan kisaran 2 bulan sejak launching. Banyak konsumen yang mau datang ke lokasi, secara visual cukup puas hanya dengan melihat ada alat berat sedang bekerja, dan banyak tukang sedang membuat pondasi serta menata batu makadam di badan jalan.

Ketika fase perkenalan sudah terlampaui dan masuk fase pertumbuhan (growth), maka selanjutnya dari sisi produk anda harus terus meningkatkan progresnya. Tanpa peningkatan progres yang signifikan, tak akan ada konsumen yang melirik produk anda. Di bulan ke 3 - 5 seharusnya gerbang masuk lokasi sudah jadi. Rumah contoh sudah jadi lengkap dengan taman hijaunya. Buatlah konsumen bertambah yakin dengan progres fisik di lapangan. Tanpa itu semua, jangan harap konsumen meminati produk anda.

Kembali ke contoh kasus Irfan Bachdim. Bagaimana cara Irfan bisa menarik perhatian publik lagi? Dia harus meng-upgrade kemampuannya. Performanya di lapangan bersama klub Persema harus ditingkatkan. Karena dalam konteks sebagai pemain bola, produk dia adalah skill dan performa dia di lapangan hijau. Performa yang bagus akan membuat dia dipanggil masuk timnas, dan disanalah tempat dia mempromosikan dirinya ke publik. Jika performa dia jelek, ibarat produk yang juga jelek, sulit dijual ke konsumen. Salespun tak yakin memasarkannya.

Dipanggil timnas saya ibaratkan seperti seorang marketing manager yang baru saja mendapat pencairan budget promosi dalam nilai besar. Jika bisa menggunakannya secara efektif, maka produk yang dijualnya pasti akan laku di pasaran. Diminati publik, dan popularitasnya melambung.

Jika diibaratkan sebagai produk properti, Irfan Bachdim yang memang ganteng itu seperti proyek properti berlokasi bagus. Lokasi bagus adalah modal awal. Jika bisa dilengkapi dengan kualitas produk bangunan dan produk lingkungan infrastruktur yang bagus pula, siapapun konsumen akan melirik dan meminatinya. Semoga Irfan Bachdim mampu melakukannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis