SAYA BUKAN PEMEGANG SAHAM ALFAMART
Tak jauh dari rumah saya ada Alfamart dan Indomaret yang saling berhadap hadapan. Kali ini dengan sengaja saya mau membandingkan harga atas 2 item produk yang sama, yang kebetulan pagi ini mau saya beli untuk keperluan piknik ke luar kota.
Awalnya saya masuk dulu ke Alfamaret untuk melihat harga shampo Rejoice 170 ml (Rp 12.900) dan sabun muka Vaseline Men (Rp 25.300).
Selanjutnya saya masuk ke Indomaret untuk melihat barang yang sama, ternyata shampo Rejoice 170 ml disini dijual seharga Rp 18.700 dan sabun muka Vaseline Men dijual seharga Rp 25.900.
Coba anda tebak bagaimana perilaku saya selaku konsumen? Ya betul, saya keluar dari Indomaret dan berbalik ke Alfamart guna membeli 2 item produk tadi yang jelas-jelas harganya lebih murah. Saya tahu karena saya membanding bandingkan harganya.
Mohon maaf, saya bukan pemegang saham Alfamart, jadi artikel ini bukan untuk memuji Alfamart dan mendiskreditkan Indomaret. Mereka menjual ribuan item produk, dan hanya dengan 2 sampel secara acak tak cukup mewakili untuk menarik sebuah kesimpulan. Bisa jadi untuk jenis item barang yang lain justru Indomaret yang lebih murah.
Sobat properti, analogi diatas hanyalah sebuah pengantar bagi anda untuk mengenal teori COST LEADERSHIP. Ini adalah sebuah cara untuk menciptakan keunggulan kompetitif atas pesaing anda. Definisinya secara sederhana adalah "bagaimana menjual produk dengan harga lebih murah dibanding kompetitor dengan level benefit yang sama".
Siapapun konsumennya, mereka akan melakukan tindakan komparatif alias membanding bandingkan harga. Dan harga jual adalah sesuatu yang sangat sensitif. Beda harga akan membuat konsumen memilih produk yang harganya lebih murah, tentunya dengan level benefit yang sama.
Shampo 170 ml juga dibandingkan dengan yang 170 ml. Rumah type 36 juga dibandingkan dengan rumah type 36. Dinding bata merah juga dibandingkan dengan dinding bata merah, bukan diadu dengan dinding batako. Atap genting diadu dengan atap genteng, bukan dengan atap galvalum.
Ini teori sederhana, penjual getuk singkong di tepi jalan pun tahu persis bahwa menjual dengan harga lebih murah akan membuat konsumen membeli produk anda.
Apa pelajaran dari artikel ini? Anda mesti memiliki daftar harga kompetitor sebelum menetapkan harga jual produk kita. Anda mesti hati-hati melakukan eksekusi lahan, karena jika harga perolehannya kemahalan, maka output harga jualnya nanti juga kemahalan.
Bagaimana anda bisa mengetahui harga sebuah lahan kemahalan atau wajar atau murah? Bagaimana anda bisa melakukan simulasi hitungan harga jual padahal lahannya belum anda beli? Caranya mudah, asal anda menguasai skill teknikal membuat ACTION PLAN dan juga jurus Taichi Master, anda bisa melakukan semuanya.
Skill tersebut bisa anda pelajari dengan mengikuti workshop propeti Cara Gampang Jadi Pengembang Dengan Modal Recehan pada tgl 28-29 Mei 2016 mendatang di Yogyakarta. Minat? Hub sdr Eko di hp/WA +62 853‑8543‑4168