SAATNYA BLAK BLAKAN KEPADA AYU TING TING
TENTANG SIAPA ANGGITA, SHEILA DAN ANGGUN
DIDALAM KEHIDUPAN ENJI
Jin Properti - Nonton infotainment tadi pagi, ada berita soal Limbad yang mengunjungi Ayu Ting Ting di rumahnya, untuk meminta oleh-oleh kurma Mekah dan memberikan nasehat-nasehat atas prahara rumah tangga yang sedang menimpa biduk rumah tangga Ayu Ting Ting bersama Enji suaminya.
Kunjungan yang berkesan dalam di hati Ayu Ting Ting, yang sudah menganggap Limbad sebagai seorang kakak, dan kebetulan mereka bernaung dibawah satu manajemen artis yang sama. Dalam kunjungan tersebut, Limbad bisa melihat secara visual wajah Ayu Ting Ting yang sedang murung, sehingga bisa menghiburnya supaya bisa tersenyum. Dalam kunjungan tersebut, Limbad bisa menyalami langsung Ayu Ting Ting, bahkan menepuk-nepuk punggung Ayu sebagai bentuk dukungan dan perhatian.
Sobat properti, liputan diatas hanya berupa kunjungan seorang kakak kepada seseorang yang dianggap adik, tapi kesannya sangat dalam di hati Ayu Ting Ting. Kesannya melebihi puluhan ungkapan simpati dan dukungan yang disampaikan oleh teman dan kerabat Ayu lewat BBM atau SMS atau facebook atau twitter. Kenapa? Karena ada human touch yang sangat personal. Ayu bisa melihat ekspresi wajah Limbad saat memberikan nasehat serta dukungannya, dan itu terekam dalam di benak Ayu Ting Ting.
Tahun depan saat (semoga) prahara ini sudah berakhir, mungkin Ayu tidak ingat siapa saja yang pernah menghiburnya via BBM dan SMS, tapi dia pasti tidak lupa dengan kehadiran Limbad secara personal ke rumahnya.
Saya juga mau mengunjungi Ayu Ting Ting. Saya mau blak-blakan mengenai semua hal yang saya ketahui mengenai identitas dari 3 wanita bernama Anggita, Sheila, dan Anggun yang mendadak muncul dan numpang ngetop di TV hanya karena merasa pernah dekat dengan Enji suami Ayu Ting Ting. Anda penasaran? Ikutan saya saja yuk ....
Sobat properti, dalam ilmu marketing dikenal istilah PERSONAL SELLING, yang mengajarkan teori sederhana bahwa aktivitas menjual dengan bertemu secara visual jauh lebih efektif dan lebih berpeluang menuju closing daripada sekedar menjual melalui surat penawaran atau melalui telepon apalagi sekedar SMS-an. Sama halnya seperti kunjungan personal Limbad ke rumah Ayu Ting Ting yang lebih bermakna ketimbang sekedar dukungan via BBM dan SMS saja.
Ada 3 keunggulan yang anda peroleh jika melakukan Personal Selling, yaitu;
#1. RESPON PEMBELI TERLIHAT LANGSUNG
Setiap pemasar pasti lebih bisa menilai respon pembeli dengan melihat raut wajah serta bahasa tubuhnya disaat calon pembeli dibujuk untuk membeli produk properti yang ditawarkan kepadanya. Apakah kelihatan tertarik, kelihatan dingin alias datar-datar saja, atau kelihatan sinis. Respon yang sinis atau datar membuat pemasar tahu bahwa dia harus lebih gencar melakukan teknik supporting supaya konsumen bisa tertarik. Kalau hanya melalui surat atau BBM atau SMS, jelas raut muka konsumen tak bisa diketahui.
Jika pembeli terlihat antusias dan merespon penawaran produk properti anda dengan baik, maka tak perlu menunggu lama langsung bisa digiring menuju closing.
#2. PENDEKATAN LEBIH PERSUASIF
Ingatlah bahwa dalam menjual kita perlu membujuk dan merayu konsumen. Melalui personal selling yang ada unsur bertemu dan tatap muka, kesempatan itu terbuka lebar. Merayu dan membujuk lebih mudah dilakukan disaat bertemu secara fisik. Karena itu disarankan bahwa semua pemasar harus berusaha bisa bertemu secara fisik dengan konsumen guna melakukan presentasi. Jika ada konsumen yang telepon, jangan diberi informasi secara lengkap, tapi pakailah komunikasi via telepon itu sebagai tools untuk membuat appointment alias janji bertemu. Telepon hanya cocok untuk melakukan follow up, setelah sebelumnya sudah pernah bertemu secara personal touch.
#3. MENCIPTAKAN HUBUNGAN BAIK
Mungkin seorang sales pernah telepon 30 menit dengan seorang konsumen melalui pesawat telepon. Tapi jika konsumen tersebut tak jadi closing, maka hubungan itu selesai sudah. Jika suatu saat dua insan manusia itu bertemu di sebuah tempat, mereka tak akan saling mengenal. Berbeda halnya jika seorang sales pernah bertemu langsung dan berinteraksi dengan seorang konsumen, dimana mereka pernah saling berjabat tangan dan bertatap muka, maka kualitas interaksinya jauh lebih baik. Mereka jadi relasi, dan tersambung tali silaturahmi. Syukur-syukur jadi closing. Tapi seandainya tidak jadi closing sekalipun, hubungan baik sudah terjadi, dan tali silaturahmi sudah tersambung. Suatu saat jika bertemu bisa saling menyapa dan membuka peluang bisnis lainnya.
Sobat properti, dari uraian diatas anda tahu bahwa tindakan Limbad mengunjungi Ayu Ting Ting jauh lebih bermakna daripada sekedar ungkapan simpati melalui SMS atau BBM. Demikian juga presentasi seorang sales kepada konsumen melalui personall selling dan tatap muka jauh lebih baik ketimbang hanya presentasi via telepon.
Kadar keseriusan seorang konsumen terhadap produk anda sebenarnya bisa diukur dari respon mereka saat diajak untuk membuat appointment bertatap muka. Jika mereka menolak, mungkin mereka baru sekedar mencari informasi. Bisa-bisa malah mereka dari kompetitor yang sedang mengecek berapa harga jual produk anda. Membeli properti adalah membeli lokasi. Tak mungkin terjadi transaksi sebelum konsumen mensurvei lokasi. Seorang sales seharusnya mengundang konsumen untuk bersama-sama mensurvei lokasi sekaligus melakukan presentasi secara visual.
Sobat properti, pengertian PERSONAL SELLING sebenarnya bukan sebatas konteks bertemu dan tatap muka dengan calon konsumen. Ada definisi yang lebih luas dimana PERSONAL SELLING adalah menggarap target market yang tidak pernah membaca iklan anda, tidak pernah melihat spanduk anda, tidak pernah lihat pameran anda di mall. Personal selling adalah mengelola market potensial tetapi mereka tidak bisa dijangkau melalui jalur distribusi informasi yang umum, sehingga mesti dikejar melalui jalur khusus.
Misalnya; anda meminta data nasabah bank yang memiliki kartu kredit Platinum, atau data nasabah Prioritas, kemudian anda mengontak mereka meminta waktu bertemu guna melakukan presentasi. Itu namanya Personal Selling.
Misalnya; anda mendata teman-teman lama yang dianggap sudah sukses dan mapan ekonominya, kemudian menghubungi mereka, pura-pura say hello, ajak ngopi bareng, padahal misinya adalah menawarkan produk. Itu namanya Personal Selling.
Misalnya; anda dengar kabar kalau pak Sastro ada rencana membelikan rumah baru untuk anak sulungnya. Kemudian anda bergegas mendatangi pak Sastro guna membawakan brosur dan menyampaikan presentasi khusus di tempat pak Sastro. Itu namanya Personal Selling.
Personal Selling versi jin properti adalah mengolah prospek yang tidak berada dalam jangkauan radar promosi produk anda. Mereka tidak mendapat akses distribusi informasi mengenai produk anda secara umum, sehingga Personal Selling semacam strategi jemput bola dimana pemasar mendatangi prospek.
Mungkin sobat properti bertanya, kenapa mereka tidak bisa mengakses informasi? Karena jangkauan radar promosi anda terbatas.
Misal; anda pasang iklan di Suara Merdeka, padahal mereka langganannya Jawa Pos. Anda pameran di Java Mall, padahal mereka berbelanja di Ciputra Mall. Anda pasang spanduk di 30 titik strategis, padahal mereka tidak pernah melewati titik strategis tersebut. Atau lewat tetapi tidak memperhatikan.
Pernah saya alokasikan budget belanja promosi besar-besaran secara intensif saat launching sebuah proyek properti. Saya lakukan gencar dengan harapan awareness tercipta dan produk dikenal publik. Saat saya sudah merasa pede memperkenalkan diri kepada relasi dan teman, eh ternyata mereka belum tahu mengenai produk kita.
Itulah sebabnya kita tetap memerlukan Personal Selling sebagai salah satu bentuk pemasaran alternatif selain bentuk pemasaran yang umum lainnya. Personal Selling sangat penting dalam marketing (pemasaran) produk properti anda.
AriWibowoJinProperti.blogspot.com merupakan blog pribadi Ir. Ari Wibowo (AW Jin Properti) yang berisi tips trik seputar bisnis properti, yang disampaikan dengan humor namun serius.
Cari Artikel Menarik Disini
Kamis, 21 November 2013
Sabtu, 16 November 2013
SAYA BENAR BENAR APES, KENA FITNAH DAN PEMBUNUHAN KARAKTER
TEKNIK BERIKLAN EFEKTIF
DENGAN JURUS STOPPING POWER
Jin Properti - "Om AW, mau jadi Akhmad Fathanah seri selanjutnya ya?" Pagi hari jam 06.30 ada BBM masuk dengan kalimat seperti itu. Saya cuekin karena tidak paham maksudnya, dan berpikir itu hanya ulah orang iseng saja.
Tak sampai 15 menit ada SMS masuk dari seorang teman; "Woiiii, keren abis sekarang bos AW sudah punya bini 4, kenalin dong bini nomer 2 s/d 4. Pasti muda-muda dan cantik."
Tuing-tuing, mendadak indera jin saya berdering dengan keras. Apa-apaan nih? Koq ada yang menyebut nama Akhmad Fathanah dan sekarang menuduh istri saya ada empat. Gila benerrrr. Saya penasaran banget.
Usut punya usut, setelah menanyai pihak yang BBM dan SMS saya (pagi itu ada 11 BBM dan SMS sejenis yang masuk), baru saya paham bahwa pagi itu ada iklan berukuran cukup besar di harian Suara Merdeka Semarang dengan bunyi sensasional seperti ini;
KAYA RAYA ISTRI EMPAT, Jadi Developer Perumahan Modal Dengkul. Sebuah iklan berukuran 3 x 100 mmk dengan foto saya terpampang disitu, terbit di Suara Merdeka halaman 2 edisi 15 Nopember 2013.
Demi topan badai, selama ini saya merasa sudah gila, ternyata murid saya ada yang lebih gila lagi melebihi kegilaan saya. Saking gilanya sampai bikin saya mau pingsan akibat tak kuat menahan akulturasi dari rasa malu berbaur rasa marah pagi itu.
Sobat properti, sebulan lalu salah seorang murid workshop saya (kelas hotel Metro Semarang) menemui saya dan menawarkan diri menjadi EO dengan konsep bagi hasil untuk menggelar workshop lagi di bulan Desember. Sebelumnya mau dilakukan preview terlebih dahulu di pertengahan Nopember 2013. Supaya acaranya sukses dan mendapatkan banyak peserta, EO tersebut memang memasang iklan di koran.
Pada Rabu sore 13 Nopember 2013, EO tersebut menghubungi saya kalau baru saja kirim email berisi draft iklan preview atau seminar. Dia minta revisi dan koreksi atas materi iklan. Berhubung sore itu saya sedang super sibuk, maka saya tanpa membuka email apapun langsung menjawab singkat; "Oke, silahkan dilanjut". Pikir saya bunyi iklannya paling begitu-begitu saja seperti pada umumnya.
Hari Kamis 14 Nopember 2013 iklannya diorder, dan hari Jumat 15 Nopember 2013 iklannya terbit. Bunyinya sensasional fenomenal sekaligus bikin emosional. Benar-benar pembunuhan karakter, karena seakan-akan saya diumumkan terang-terangan ke publik sudah punya bini 4. Sialan, menjatuhkan reputasi. Mau klarifikasi kemana? Yang baca ada ratusan ribu orang, dan yang jelas saya yang asli orang Semarang pasti punya banyak kenalan di Semarang.
Saat saya dengan marah mengajukan komplain kepada EO, dengan enteng pihak EO menjawab bahwa dia sudah konfirmasi ke saya, dan saya menjawab "Oke, silahkan dilanjut". Itu dianggap sebagai persetujuan atas konsep materi iklan. Padahal saya teledor tidak pernah membuka email tersebut. Benar-benar blunder.
Terpaksa saya harus rela menerima segala konsekwensi dari iklan ini. Yang tahu nomer HP dan PIN BB saya dan tak sungkan bertanya pasti saya jelaskan sebagai klarifikasi. Tapi mungkin ribuan yang lain hanya membaca, terkejut, tertawa, dan menyimpannya didalam hati, dan berpikir saya benar-benar sudah punya bini 4. Ampuuuun DJ !!!
Sobat properti, saya memang selalu mengajarkan bahwa jika beriklan pilhlah judul yang memiliki STOPPING POWER. Judul yang unik, menggelitik, dan mampu menyita atensi dari pembacanya untuk sejenak tertegun dan penasaran, lalu terjebak membaca materi lanjutannya. Jika pembaca sudah terjebak membaca materi iklan, artinya semua konten iklan kita berhasil didelivery ke benak konsumen. Tujuan kita beriklan tercapai.
Iklan yang unik dan punya STOPPING POWER, akan mendapatkan lebih banyak atensi dari pembacanya. Makin banyak pembaca, makan besar peluang produk anda dibeli oleh konsumen. Kenapa? Karena konsumen hanya membeli produk yang mereka ketahui. Tentu saja produk yang memiliki benefit dan sesuai kebutuhan konsumen.
Pihak EO yang juga eks murid workshop saya tersebut saya akui memiliki kemampuan menciptakan headline iklan yang sangat powerfull. KAYA RAYA ISTRI EMPAT melalui BISNIS PROPERTI MODAL DENGKUL. Edaaan, ini judul powerfull banget. Sayang sekali dibawah judul itu harus ada foto saya yang sedang bergaya pakai jas. Persepsi publik akan mengarah kepada saya sebagai oknum properti yang punya bini 4. Saya benar-benar apes.
Meski judulnya punya Stopping Power, ada satu kaidah yang lupa diaplikasikan oleh murid saya tersebut, yaitu tidak ada hubungan antara judul dengan isi. Padahal saya juga mengajarkan JURUS SEREMPETAN, dimana bunyi judul harus ada korelasi dengan kontennya. Bisa korelasi dalam 1 kata, korelasi dalam 1 kalimat, atau korelasi dalam 1 paragraf. Yang penting ada serempetannya. Kalau sekedar bikin judul bombastis tanpa ada benang merah dengan kontennya, rasanya pembaca akan bias memahami maknanya.
Pelajaran #1
Iklan yang baik adalah yang mampu menarik perhatian pembacanya. Judul yang punya STOPPING POWER akan mendapatkan atensi lebih banyak dari pembacanya daripada yang judulnya biasa saja. Iklan preview workshop diatas sukses membuat banyak pihak tersenyum penasaran dengan judulnya KAYA RAYA ISTRI EMPAT, meski berbau fitnah dan pembunuhan karakter kepada pembicaranya.
Pelajaran #2
Iklan yang baik adalah yang mampu mendelivery semua benefit dari produk yang ditawarkannya. Iklan preview workshop diatas juga menyebutkan semua benefit yang akan diperoleh para peserta seminar properti, yaitu diajarkan cara memulai dan cara menjalankan bisnis properti.
Pelajaran #3
Iklan yang baik adalah yang ada unsur membujuk konsumen untuk segera membeli produk (barang/jasa) yang sedang dipasarkan. Dan iklan preview workshop diatas mengaplikasikannya dengan baik, sebagaimana kalimat "Segera Angkat Telepon".
Pelajaran #4
Iklan yang baik dilarang lebay. Dan iklan preview workshop tersebut melanggar aturan ini. Lihat saja kalimat "10 Penelpon Pertama Dihibur Artis Ibukota". Wkwkwkwkw, ini benar-benar lebay. Meskipun demikian, saya suka gayanya beriklan. Saya cuma bingung bagaimana cara EO menghadapi konsumen yang menagih janji dihibur artis ibukota.
Pelajaran #5
Jangan pernah memberikan approval tanpa anda benar-benar pernah membuka, membaca, dan mempelajari sebuah materi atau draft apapun yang dikirimkan kepada anda. Bisa blunder seperti kasus yang saya alami ini.
Pelajaran #6
Jika anda benar-benar sudah sukses menjadi pengusaha properti dan kaya raya, jangan pernah deh sampai punya bini 4 seperti headline iklan lebay diatas. Mana tahan coy? Bisa goyang dengkul anda karena kebanyakan begituan.
Anda tertarik mengikuti preview workshop properti dengan trainer Jin Properti Ari Wibowo pada tanggal 23 Nopember 2013 di Hotel Grand Saraswati (jln. Singosari Raya Semarang) dengan biaya 75.000 saja??? Daftar saja buruan, call 024 - 7017 3808.
DENGAN JURUS STOPPING POWER
Jin Properti - "Om AW, mau jadi Akhmad Fathanah seri selanjutnya ya?" Pagi hari jam 06.30 ada BBM masuk dengan kalimat seperti itu. Saya cuekin karena tidak paham maksudnya, dan berpikir itu hanya ulah orang iseng saja.
Tak sampai 15 menit ada SMS masuk dari seorang teman; "Woiiii, keren abis sekarang bos AW sudah punya bini 4, kenalin dong bini nomer 2 s/d 4. Pasti muda-muda dan cantik."
Tuing-tuing, mendadak indera jin saya berdering dengan keras. Apa-apaan nih? Koq ada yang menyebut nama Akhmad Fathanah dan sekarang menuduh istri saya ada empat. Gila benerrrr. Saya penasaran banget.
Usut punya usut, setelah menanyai pihak yang BBM dan SMS saya (pagi itu ada 11 BBM dan SMS sejenis yang masuk), baru saya paham bahwa pagi itu ada iklan berukuran cukup besar di harian Suara Merdeka Semarang dengan bunyi sensasional seperti ini;
KAYA RAYA ISTRI EMPAT, Jadi Developer Perumahan Modal Dengkul. Sebuah iklan berukuran 3 x 100 mmk dengan foto saya terpampang disitu, terbit di Suara Merdeka halaman 2 edisi 15 Nopember 2013.
Demi topan badai, selama ini saya merasa sudah gila, ternyata murid saya ada yang lebih gila lagi melebihi kegilaan saya. Saking gilanya sampai bikin saya mau pingsan akibat tak kuat menahan akulturasi dari rasa malu berbaur rasa marah pagi itu.
Sobat properti, sebulan lalu salah seorang murid workshop saya (kelas hotel Metro Semarang) menemui saya dan menawarkan diri menjadi EO dengan konsep bagi hasil untuk menggelar workshop lagi di bulan Desember. Sebelumnya mau dilakukan preview terlebih dahulu di pertengahan Nopember 2013. Supaya acaranya sukses dan mendapatkan banyak peserta, EO tersebut memang memasang iklan di koran.
Pada Rabu sore 13 Nopember 2013, EO tersebut menghubungi saya kalau baru saja kirim email berisi draft iklan preview atau seminar. Dia minta revisi dan koreksi atas materi iklan. Berhubung sore itu saya sedang super sibuk, maka saya tanpa membuka email apapun langsung menjawab singkat; "Oke, silahkan dilanjut". Pikir saya bunyi iklannya paling begitu-begitu saja seperti pada umumnya.
Hari Kamis 14 Nopember 2013 iklannya diorder, dan hari Jumat 15 Nopember 2013 iklannya terbit. Bunyinya sensasional fenomenal sekaligus bikin emosional. Benar-benar pembunuhan karakter, karena seakan-akan saya diumumkan terang-terangan ke publik sudah punya bini 4. Sialan, menjatuhkan reputasi. Mau klarifikasi kemana? Yang baca ada ratusan ribu orang, dan yang jelas saya yang asli orang Semarang pasti punya banyak kenalan di Semarang.
Saat saya dengan marah mengajukan komplain kepada EO, dengan enteng pihak EO menjawab bahwa dia sudah konfirmasi ke saya, dan saya menjawab "Oke, silahkan dilanjut". Itu dianggap sebagai persetujuan atas konsep materi iklan. Padahal saya teledor tidak pernah membuka email tersebut. Benar-benar blunder.
Terpaksa saya harus rela menerima segala konsekwensi dari iklan ini. Yang tahu nomer HP dan PIN BB saya dan tak sungkan bertanya pasti saya jelaskan sebagai klarifikasi. Tapi mungkin ribuan yang lain hanya membaca, terkejut, tertawa, dan menyimpannya didalam hati, dan berpikir saya benar-benar sudah punya bini 4. Ampuuuun DJ !!!
Sobat properti, saya memang selalu mengajarkan bahwa jika beriklan pilhlah judul yang memiliki STOPPING POWER. Judul yang unik, menggelitik, dan mampu menyita atensi dari pembacanya untuk sejenak tertegun dan penasaran, lalu terjebak membaca materi lanjutannya. Jika pembaca sudah terjebak membaca materi iklan, artinya semua konten iklan kita berhasil didelivery ke benak konsumen. Tujuan kita beriklan tercapai.
Iklan yang unik dan punya STOPPING POWER, akan mendapatkan lebih banyak atensi dari pembacanya. Makin banyak pembaca, makan besar peluang produk anda dibeli oleh konsumen. Kenapa? Karena konsumen hanya membeli produk yang mereka ketahui. Tentu saja produk yang memiliki benefit dan sesuai kebutuhan konsumen.
Pihak EO yang juga eks murid workshop saya tersebut saya akui memiliki kemampuan menciptakan headline iklan yang sangat powerfull. KAYA RAYA ISTRI EMPAT melalui BISNIS PROPERTI MODAL DENGKUL. Edaaan, ini judul powerfull banget. Sayang sekali dibawah judul itu harus ada foto saya yang sedang bergaya pakai jas. Persepsi publik akan mengarah kepada saya sebagai oknum properti yang punya bini 4. Saya benar-benar apes.
Meski judulnya punya Stopping Power, ada satu kaidah yang lupa diaplikasikan oleh murid saya tersebut, yaitu tidak ada hubungan antara judul dengan isi. Padahal saya juga mengajarkan JURUS SEREMPETAN, dimana bunyi judul harus ada korelasi dengan kontennya. Bisa korelasi dalam 1 kata, korelasi dalam 1 kalimat, atau korelasi dalam 1 paragraf. Yang penting ada serempetannya. Kalau sekedar bikin judul bombastis tanpa ada benang merah dengan kontennya, rasanya pembaca akan bias memahami maknanya.
Pelajaran #1
Iklan yang baik adalah yang mampu menarik perhatian pembacanya. Judul yang punya STOPPING POWER akan mendapatkan atensi lebih banyak dari pembacanya daripada yang judulnya biasa saja. Iklan preview workshop diatas sukses membuat banyak pihak tersenyum penasaran dengan judulnya KAYA RAYA ISTRI EMPAT, meski berbau fitnah dan pembunuhan karakter kepada pembicaranya.
Pelajaran #2
Iklan yang baik adalah yang mampu mendelivery semua benefit dari produk yang ditawarkannya. Iklan preview workshop diatas juga menyebutkan semua benefit yang akan diperoleh para peserta seminar properti, yaitu diajarkan cara memulai dan cara menjalankan bisnis properti.
Pelajaran #3
Iklan yang baik adalah yang ada unsur membujuk konsumen untuk segera membeli produk (barang/jasa) yang sedang dipasarkan. Dan iklan preview workshop diatas mengaplikasikannya dengan baik, sebagaimana kalimat "Segera Angkat Telepon".
Pelajaran #4
Iklan yang baik dilarang lebay. Dan iklan preview workshop tersebut melanggar aturan ini. Lihat saja kalimat "10 Penelpon Pertama Dihibur Artis Ibukota". Wkwkwkwkw, ini benar-benar lebay. Meskipun demikian, saya suka gayanya beriklan. Saya cuma bingung bagaimana cara EO menghadapi konsumen yang menagih janji dihibur artis ibukota.
Pelajaran #5
Jangan pernah memberikan approval tanpa anda benar-benar pernah membuka, membaca, dan mempelajari sebuah materi atau draft apapun yang dikirimkan kepada anda. Bisa blunder seperti kasus yang saya alami ini.
Pelajaran #6
Jika anda benar-benar sudah sukses menjadi pengusaha properti dan kaya raya, jangan pernah deh sampai punya bini 4 seperti headline iklan lebay diatas. Mana tahan coy? Bisa goyang dengkul anda karena kebanyakan begituan.
Anda tertarik mengikuti preview workshop properti dengan trainer Jin Properti Ari Wibowo pada tanggal 23 Nopember 2013 di Hotel Grand Saraswati (jln. Singosari Raya Semarang) dengan biaya 75.000 saja??? Daftar saja buruan, call 024 - 7017 3808.
Minggu, 03 November 2013
ANDA DEVELOPER TIDAK BONAFID YA?
BOS PROPERTI MENGHAJAR SUPLIER ALUMUNIUM
Jin Properti - Di siang hari
yang panas terik begitu menyengat, saya mendapat laporan dari staf teknik di
lapangan. "Bos, ini ada orang namanya Kusni mau merusak semua pintu di 4
bangunan yang ada di blok D, katanya barang milik dia belum dibayar. Dia akan mengurangkan
niatnya merusak pintu jika tagihannya sebesar 19,5 juta dibayar hari ini."
Lho, lhoo... siapa pula
kunyuk satu itu yang saya merasa tidak kenal dan juga tidak punya hutang koq
mendadak mengancam mau merusak semua pintu? Hati saya penasaran, dan langsung
minta bicara kepada orang bernama Kusni tersebut. Staf teknik menyerahkan
telepon kepada Kusni supaya bisa berbicara dengan saya via telepon.
Kusni mengaku adalah suplier
kusen alumunium yang sudah memasang kusen aluminium dan kaca disitu. Yang
memberi dia order dan membuka PO (purchase order) adalah pak Achay. Nilai 19,5
juta yang dia tagihkan adalah kekurangan pembayaran yang selama 2 bulan
terakhir tak jelas kapan dibayarkan oleh pak Achay, sehingga dia nekat akan
melepas atau merusak semua kusen disitu.
Dengan tenang saya jelaskan
bahwa pak Achay adalah subkontraktor yang saya berikan SPK (Surat Perintah
Kerja) guna mengerjakan 4 unit bangunan tersebut, dan sejauh ini kewajiban
pembayaran ke pak Achay dari kami tergolong lancar. Unit tersebut sudah selesai
100%, dan kami sudah membayar termin senilai 95%, hanya tersisa 5% saja sebagai
retensi. Bangunan tersebut sudah diserah-terimakan secara resmi dari kontraktor
kepada kami, dan saat ini memasuki masa pemeliharaan.
Saya katakan bahwa saya tidak
punya hubungan administratif dan hutang piutang apapun dengan pak Kusni. Jadi
kalau ada hutang piutang ya silahkan menagih ke pak Achay, bukan kepada kami.
Suplier aluminium yang
bernama Kusni tersebut bersikeras tak mau tahu soal itu, dan meminta saya
membayar tagihan sebesar 19,5 juta. Pilihan yang diberikan kepada saya cuma 2,
yaitu pintunya dirusak, atau tagihannya dibayar. Panas hati saya digertak
demikian. Kemudian saya berkata kepada dia untuk menunggu saya barang 20 menit
di lokasi. Saya akan datang kesana menemui dia.
Diantar sopir, sayapun
bertemu dia di lapangan. Dia ngotot minta dibayar atau merusak pintu-pintu yang
ada. Saya berusaha sabar menghadapi kunyuk satu itu. Saya jelaskan bahwa semua
bangunan tersebut sudah dalam penguasaan kami, dan bangunan itu milik kami,
bukan milik subkontraktor bernama pak Achay. Jika bangunan dirusak, maka Kusni
akan berhadapan dengan kami. Saya katakan akan melaporkan dia ke polisi.
Kusni tertawa sinis dan berkata;
"Anda developer tidak bonafid ya? Beraninya lapor polisi. Urusan
duit 19,5 juta saja tak sanggup bayar dan malah mau melapor polisi..."
Saya hilang kesabaran. Saya
dekati Kusni dalam jarak dekat, saya tatap matanya dengan tajam, saya tunjuk
mukanya, sambil berkata; "Oke, saya tidak akan melapor polisi. Sekali lagi
saya katakan ini bukan soal mampu atau tidak mampu membayar. Saya menolak
membayar karena memang tidak punya hutang piutang dengan anda. Anda pakai
intimidasi? Saya layani. Sekarang silahkan anda buktikan ancaman anda untuk
merusak pintu-pintu bangunan ini. Jika anda melakukan hal itu, dan kemudian
saya membalas dengan gebukin anda sampai anda berlumuran darah atau bahkan
cacat sebelah kaki, jangan salahkan saya...."
Saya berdiri didepan Kusni,
saya melepaskan jam tangan dan HP saya dan saya taruh disebuah meja kecil. Saya
siap berduel dengan kunyuk bernama Kusni tersebut. Sopir saya mendekat, saya
katakan; "Jangan ikut-ikutan, ini urusan kami berdua." Staf teknik
saya yang mencoba mencegah juga saya suruh menepi. Saya hadapi Kusni satu lawan
satu. Beberapa tukang yang sedang bekerja di blok lain, berhamburan mendekati
kami.
Eh, si Kusni yang badannya lumayan
besar dan kulit hitam legam itu ternyata kaget saya berani menantang dia.
Mungkin dia kaget saya yang dianggapnya bos properti pastinya orang halus dan
intelek, sehingga takut saat digertak. Dia tidak tahu kalau saya jaman sekolah
dulu termasuk jagoan berantem. Soal nyali saya masih punya, meski fisik belum
tentu mendukung sekarang.
Kusni tidak berani melakukan
apapun. Entah takut sama saya, atau mungkin takut sopir dan staf teknik saya
ikut mengeroyok dia. Yang jelas mendadak dia melembut, tidak memaksa, dan
dengan sopan minta dibantu supaya memperjuangkan tagihan dia ke pak Achay. Saya
hanya bisa janjikan bahwa saat retensi 5% nanti mau dicairkan, saya akan kontak
dirinya supaya bisa menagih langsung ke pak Achay.
Waduh, lega sekali hati saya
berhasil mengatasi masalah ini. Untung gak jadi duel. Apa kata dunia? Kalau Jin
Properti yang usianya sudah kepala 4 kedapatan berduel dengan suplier
aluminium, hahahha.... Bisa masuk koran dengan judul ; "Bos Properti Menghajar Suplier Alumunium Sampai Kakinya Patah Sebelah". Bagi saya ini bukan sekadar soal duit 19,5 juta. tapi
ini soal prinsip dan harga diri. Mosok saya akan berdiam diri melihat properti
kami dirusak orang lain didepan mata? Padahal secara administrasi kami tak
punya kaitan apa-apa dengan dia.
Sobat properti, kebiasaan
saya selama ini adalah menunjuk subkontraktor untuk melaksanakan pekerjaan
pembangunan fisik di lapangan. Jarang banget kami mengerjakan sendiri secara
swakelola. Alasannya?
1. Alasan pertama adalah saya tidak suka punya team yang gemuk
(banyak personil) jika harus melakukan peran sebagai kontraktor. Kami punya
divisi teknik hanya melaksanakan fungsi administrasi dan supervisi saja. Misal;
buka SPK, opname pekerjaan, pengawasan pelaksanaan pekerjaan, dll.
2. Alasan kedua adalah supaya
administrasi keuangan tidak repot. Jika anda juga menjalankan fungsi
kontraktor, maka aktivitas pembelian material sifatnya bisa harian, dan
pembayaran tukang mesti secara mingguan. Repot banget jika setiap minggu mesti
ada pengeluaran, karena itu membuat job reguler kita jadi banyak dan
melelahkan. Kalau menunjuk subkontraktor, opname kita lakukan sebulan sekali,
begitu juga pembayaran juga sebulan sekali
Memberikan pekerjaan kepada sub-kontraktor
mungkin membuat biaya produksi anda lebih mahal 10 s/d 15%, yang menjadi margin
keuntungan kontraktor. Akan tetapi secara tidak langsung membuat cashflow anda
terbantu karena prosedur pengeluaran (pembayaran) hanya sebulan sekali, bukan
harian atau mingguan.
Repotnya adalah jika
kontraktor anda kabur ditengah jalan, sehingga harus mencari kontraktor
pengganti. Konraktor kabur biasanya akibat problem internal mereka, atau
kontraktor sudah tahu bahwa jika proyek diteruskan bakalan rugi, sehingga
mereka memilih kabur. Kenaikan harga material adalah alasan klasik yang membuat
kontraktor kabur. Eskalasi harga material memang momok menakutkan bagi
kontraktor. Makanya saya sarankan bahwa jika estimasi harga borongan saat ini
(misalnya) Rp. 2.250.000,-/m2, saya sarankan agar dalam budgeting anda
menganggarkan Rp. 2.350.000,-/m2. Selisih Rp. 100.000,-/m2 anda pegang sebagai
safety margin yang sewaktu-waktu bisa dilepas kepada kontraktor jika mereka
benar-benar kesulitan.
Salah satu masalah jika kita
tunjuk subkontraktor ya seperti kasus diatas, dimana urusan-urusan dengan
suplier, tukang, dll yang seharusnya bukan porsi kita, terkadang kita kena
imbasnya jika kontraktor kita agak kacau manajemennya. Tapi hal seperti itu
selalu selesai dan menang di pihak kita koq, karena nyatanya kita tak ada
hubungan hutang piutang dengan mereka. Yang penting kewajiban kita dengan
kontraktor beres sesuai bunyi kontrak.
---------------------------------------------
Workshop Properti 2 Hari KETEMU JIN PROPERTI
DENPASAR BALI, 9 - 10 Nopember 2013, Hotel FAVE, Jln Teuku Umur Denpasar
BANJARMASIN, 30 Nop - 1 Des 2013, Hotel GRAND MENTARI, Jln. Lambung Amangkurat Banjarmasin.
Informasi; sdr. Agung di HP 0813 - 9088 8546 / PIN : 29D22D6F
BAGAIMANA CARA MEMBUAT POSITIONING PRODUK PROPERTI ANDA?
FOTO POLWAN BUGIL
BIKIN
ANDA MENGGIGIL
Jin Properti - Seorang eks
peserta workshop KETEMU JIN PROPERTI menghubungi saya dan menanyakan apa arti
dari POSITIONING dan seberapa penting peranan Positioning didalam pemasaran
produk properti yang akan dilakukannya. Kebetulan dia ikut workshop sudah
hampir 2 tahun yang lalu, dan baru sekarang mendapatkan proyek perdananya. Jadi pelajaran soal Positioning sudah lupa.
Saya jelaskan bahwa
Positioning pada hakekatnya adalah "menanamkan persepsi di benak konsumen".
Kenapa kita perlu menanamkan persepsi? Supaya konsumen tidak menarik
persepsinya sendiri terhadap produk kita. Karena produk kita adalah sekumpulan
manfaat yang tidak sempurna. Tetap saja ada cacatnya atau kekurangannya.
Mungkin produk properti kita
memiliki 10 benefit yang bermanfaat bagi konsumen, misalnya ;
1. Lokasi strategis, dekat
dengan akses jalan tol.
2. Akses jalan lebar 10 m,
bisa dilewati 2 mobil bersimpangan.
3. View bagus, menghadap
gunung.
4. Dekat dengan berbagai
fasilitas umum (SD, SMP, Puskesmas, minimarket, dll)
5. Direncanakan akan dibangun
lapangan futsal dan jogging track sebagai fasilitas umum.
6. Kualitas infrastruktur
bagus (jalan ROW 8, gorong-gorong bawah tanah dll).
7. Spesifikasi material
bangunan bagus.
8. Uang Muka ringan, bisa diangsur
s/d 8 bulan.
9. Subsidi angsuran KPR
sebesar Rp 500.000/bulan selama 12 bulan.
10. Harga jual murah sekali,
hanya 85% dari harga kompetitor, dengan level benefit yang sama.
Lihat serentetan benefit
diatas, ada 10 benefit yang memiliki manfaat bagi konsumen. Meskipun demikian,
proyek properti anda juga memiliki 2 kelemahan sebagai berikut ;
1. Lokasi proyek terletak 500
meter sebelum TPA (tempat pembuangan akhir) sampah, dan terkadang ada bau
menyengat.
2. Kawasan sekitarnya dikenal
sebagai kawasan yang rawan tindak kejahatan dan kriminalitas.
Proyek anda memiliki 10
benefit (manfaat) dan memiliki 2 nilai minus yang tidak memberi manfaat bagi
konsumen. Seharusnya 10 manfaat mampu mengatasi dan mengaburkan 2 nilai minus.
Akan tetapi siapa yang mampu mengontrol serta mengatur persepsi konsumen?
Persepsi konsumen bebas dan liar, dan mereka bisa mengambil persepsi apapun
juga.
Jika konsumen lebih senang
mengingat proyek anda sebagai 'perumahan dekat TPA sampah', maka apa yang bisa
anda lakukan? Itulah persepsi konsumen. Mereka bebas menarik persepsinya
masing-masing, sekalipun yang nyangkut di benak mereka ternyata justru
merupakan titik lemah yang ada di proyek anda.
Karena itu lakukanlah
POSITIONING. Anda yang harus menanamkan persepsi di benak konsumen, supaya
mereka tidak sembarangan menarik persepsinya sendiri. Positioning sering juga disebut
BRAND PROMISE (janji yang terkandung didalam sebuah merk produk), atau kadang
disebut TAGLINE.
Bagaimana cara membuat
POSITIONING? Gampang sekali. Begini urutannya ;
Step #1. IDENTIFIKASI BENEFIT
Buatlah dan tuliskanlah
sebanyak-banyaknya berbagai manfaat (benefit) yang dimiliki oleh proyek anda,
yang memiliki nilai di mata konsumen. Lihat daftar 10 benefit diatas, anda bisa
memakainya.
Step #2. PILIH 3 BENEFIT
TERBAIK
Sekalipun memiliki 10 benefit
atau bahkan lebih banyak lagi, anda tetap harus menemukan serta memilih 3
benefit yang anda anggap terbaik dan paling dirasakan manfaatnya oleh konsumen.
Misalnya ; lokasi strategis dekat dengan akses tol, harga murah, dan akan
dibangun lapangan futsal.
Step #3. JADIKAN RANGKAIAN
KALIMAT
Setelah anda memilih serta
menentukan 3 manfaat terbaik yang menurut anda paling dirasakan manfaatnya oleh
konsumen, berikutnya jadikanlah 3 benefit itu dalam 1 kalimat yang merangkum 3
benefit terbaik, misalnya; "Hunian yang dekat dengan akses tol, harganya
murah, dan memiliki lapangan futsal."
Step #4. BUATLAH TAGLINE
Jika 3 benefit terbaik sudah
dipilih, berarti idenya sudah ditemukan. Tinggal anda membuat tagline yang
berisi minimal 3 kata dan maksimal 7 kata dalam 1 kalimat. Pilihlah kalimat
yang unik menarik dan mudah diingat. Bisa juga anda membuatnya berupa akronim
(singkatan). Orang Indonesia suka pantun, jadi kalau membuat tagline yang
seperti pantun, lebih disukai.
"Maaf om Jin, maksudnya
pantun itu seperti apa ya?" tanya eks peserta workshop (nama saya
rahasiakan, takut dia ngetop).
Pantun itu adalah kalimat
yang bunyi kata belakangnya atau huruf belakangnya sama, sehingga terdengar
serasi, senada dan enak didengar. Misal ada kalimat seperti ini; Foto Polwan Bugil, Bikin Anda Menggigil. Belakangnya sama-sama 'il' dan itu membuatnya serasi.
Kemudian saya membuatkan
beberapa contoh dan alternatif 'tagline' sebagai berikut ;
STRATEGIS, EKONOMIS,
BOMBASTIS. Artinya; lokasinya strategis dekat jalan tol, harganya sangat
ekonomis karena murah, dan fasilitasnya bombastis karena ada lapangan
futsalnya.
AKSES MUDAH, HARGA MURAH,
FASILITAS MEWAH. Artinya: mudah diakses, harganya murah, dan fasilitasnya mewah
(ada lapangan futsal).
Jika anda sudah menemukan
tagline atau positioning produk anda, maka positioning itulah yang harus anda
tanamkan di benak konsumen. Lakukan publikasi, sosialisasi dan komunikasi
kepada konsumen melalui aktivitas promosi dan publikasi. Cantumkan tagline
tersebut di brosur, pamflet, flyer, spanduk dan semua marketing tools anda. Itu
adalah cara anda menanamkan persepsi di benak konsumen.
Lakukan intensif dan
kontinyu, niscaya konsumen akan lebih mengingat produk anda sebagai hunian
strategis ekonomis dan bombastis, ketimbang menarik persepsinya sendiri sebagai
hunian dekat TPA sampah.
Mungkin tak semua persepsi
konsumen bisa anda kondisikan sesuai positioning yang anda ciptakan. Akan
tetapi jika anda tak melakukan positioning sama sekali, maka sama saja anda tak
pernah mengekspos kepada konsumen hal benefit apa saja yang diperoleh mereka
jika membeli produk properti yang anda pasarkan. Pemilihan Positioning yang baik dan benar akan membuat persepsi yang ada di benak konsumen adalah persepsi yang baik mengenai produk anda. Jika konsumen memiliki persepsi yang baik mengenai produk anda, maka peluang produk anda untuk dibeli oleh konsumen menjadi lebih besar.
Selamat mencoba..
-----------------------------------
Jadwal Workshop Properti 2 Hari KETEMU JIN PROPERTI ;
DENPASAR BALI, 9 - 10 Nopember 2013, Hotel Fave, Jln. Teuku Umar, Denpasar.
BANJARMASIN, 30 Nop - 1 Des 2013, Hotel Grand Mentari, Jln. Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Informasi; sdr. Agung di HP 0813 - 9088 8546 / PIN 29D22D6F
Langganan:
Postingan (Atom)