BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Sabtu, 24 Desember 2011

TAKUT DIJADIKAN KETUA RW



TAKUT DIJADIKAN KETUA RW

ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Tahukah anda bahwa saya tak sadar telah kehilangan 250-an follower di akun twitter saya @AriWibowo_SMG dalam kurun waktu 3 mingguan ini. Kenapa? Gara-gara saya sering bikin TL soal properti, dengan memberi link dari blog saya atau akun saya di kompasiana.

Dulu follower saya kisaran 1800 orang. Rata-rata peminat ocehan saya soal sepakbola, karena saya selaku orang yang berada di ring A1 nya PSSI dan LPI dalam jabatan saya selaku CEO klub Aceh United/Persiraja banyak tahu info update dan penting soal sepakbola nasional. Juga issue-issue soal timnas karena managernya dan media officernya sobat-sobat saya semua. Bahkan saya bisa sms atau kontak pak Johar Arifin Ketum PSSI secara langsung.

Tapi follower yang jadi pengikut saya untuk ocehan sepakbola itu satu demi satu klik unfollow karena tak meminati ocehan saya soal marketing atau properti. Sebaliknya yang add PIN BB saya justru bertambah dan sekarang contact list saya mencapai 700 lebih. Mereka add PIN saya yang memang diobral bebas di setiap artikel properti.

Saya dulu punya akun twitter versi properti tapi lupa nama akunnya dan passwordnya. Dan waktu itu belum paham seni bertwitter sehingga saya non aktifkan. Saya membuat akun twitter sepakbola sejak Maret 2011, saat passion terbesar saya sedang di urusan sepakbola.

* * *

Sobat properti, cerita diatas menunjukkan bahwa memang segmentasi itu ada. Terkotak-kotak dalam ruang dan sekat imajiner. Tak bisa digeneralisir dan dipukul rata. Ada segmentasi demografis berdasarkan hobby alias kesukaan alias minat. Follower sepakbola tak bisa dijadikan follower bidang properti.

Itulah sebabnya ada idiom Inggris; "Birds of feather flock together." Burung-burung akan berkelompok sesuai dengan warna bulunya atau jenisnya. Tak mungkin burung bangau berkumpul dengan burung gagak. Kalau istilah saya sendiri adalah bahwa semut merah tak mungkin bergaul dengan semut hitam. Mereka hidup sendiri-sendiri bersama kelompoknya.

Karena itu jangan pernah coba-coba melakukan mixing antara segmen konsumen yang berbeda di satu zona kawasan, karena hasilnya nanti akan mengecewakan. Kecuali kawasan yang anda kembangkan cukup luas, dan beda antara zona ditandai dengan tanda-tanda lingkungan fisik yang jelas berbeda. 

Saya pernah mengalaminya di proyek RSH seluas 7,5 ha di Ciganea Jatiluhur Purwakarta. Disitu adalah proyek rumah sederhana. Tapi karena lebar jalan utama yang terhubung jalur propinsi adalah selebar 16 meter dan punya boulevard bagus, saya nekat membuat kavling besar 8 x 15 dan rencananya saya bangun rumah T-62 sejumlah 18 unit disitu, padahal rumah-rumah lainnya cuma T-21 dan T-30 saja.

Dalam benak saya, mau pakai konsep payung. Yaitu keberadaan rumah-rumah besar di jalur utama itu akan memayungi rumah-rumah type kecil dibelakangnya, sehingga secara umum value kawasan perumahan itu terangkat. Yang terjadi orang kaya tak mau masuk ke komplek RSH itu, sekalipun ditempatkan di lokasi paling prime.

Penjualan type besar itu lambat. Dari rencana 18 kavling, baru dibangun 8 kavling sudah megap-megap pemasarannya, sampai akhirnya saya putuskan bahwa di jalur utama boulevard itu dibangun saja T-30. Bahkan harga tanahnya sempat saya reduksi 20% karena luasan tanah yang relatif besar membuat harga jual tanah dan bangunan menjadi mahal dan tidak mampu diserap konsumen.

Terbukti kan? Follower sepakbola tak bisa dijadikan follower properti. Orang kaya tak mau digabung dengan orang pas-pasan. Kenapa? Karena si orang kaya takut dijadikan Ketua RW dan jadi tempat meminjam uang tetangga yang pas-pasan. Semut hitam tak bisa digabung dengan semut merah. Masing-masing berada di tempatnya masing-masing. Di kotak dan di sekat segmentasi yang imajiner.

Sekarang saya tak berani lagi buat TL soal properti di akun twitter saya yang jelas-jelas followernya kebanyakan suporter dan peminat info sepakbola.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis