KISAH DUDA GELISAH
Segmentasi - Targeting
AriWibowoJinProperti.Blogspot.Com -Teman saya seorang duda yang 1,5 tahun lalu ditinggal istrinya yang meninggal akibat sakit. Dia jadi duda single parent yang mengasuh seorang anak perempuan kelas 5 SD. Tak sengaja kami bertemu di sebuah kolam pemancingan.
Kangmas, carikan saya jodoh dong. Sudah gak tahan nih hidup menjomblo, tiap malam resah dan gelisah. Begitu keluhan dia yang memang biasa menyebut saya 'kangmas'.
Lha jodoh seperti apa yang menjadi kriteriamu? Meski tak yakin bisa membantu, saya merespon dengan serius sebagai ungkapan simpati.
Tidak muluk-muluk kang. Cari yang cantik pasti susah. Jadi yang lumayan manislah, yang penting kalau diajak resepsi tidak malu-maluin. Syukur dapat gadis, janda yang maksimal 1 anak juga tak masalah. Usia antara 25 - 35 tahun, karena usia saya 38 tahun. Asalnya jangan jauh-jauh, orang Jawa Tengah saja, biar kalau tengok mertua tak berat di ongkos.
Tentu saja etnis Jawa dan muslimah, yang punya falsafah 'nrimo ing pandum' dan bisa diajak hidup sederhana tapi penuh pengertian dan kasih sayang. Maklum saya cuma supervisor di perusahaan swasta kecil yang income pas-pasan, wkwkwkwk .... (Dia ketawa ngakak).
Oh ya kangmas, dia wanita karier yang punya income tidak masalah. Wanita non karier yang sekedar mau jadi ibu rumah tangga juga tak masalah.
Waduh, lengkap banget kriteria yang disebutkan. Itu sudah spesifik dan mengerucut. Kalau saya analisa pakai ilmu marketing, dia sudah paham Segmentasi - Targeting - Positiong dari calon istri yang dia inginkan.
SEGMENTASI - TARGETING
Geografis;
Asal Jawa Tengah
Demografis;
Etnis jawa, wanita usia 25 - 35 tahun, gadis atau janda max 1 anak, karier atau non karier.
POSITIONING
Yang punya falsafah 'nrimo ing pandum'. Mau diajak hidup sederhana tapi penuh pengertian dan kasih sayang.
Belum tentu saya bisa membantu dia mencarikan calon istri. Tapi kriteria yang sudah lengkap itu membuat saya tahu persis siapa target calon istri yang dia butuhkan dan inginkan.
Sobat properti, dalam memasarkan produk properti yang sedang kita kembangkan, kita juga mesti mampu mengidentifikasi siapa Segmen dan Target yang kita sasar, karena tanpa tahu dimana target berada, sales kita bakal dis-orientasi mencari konsumen.
Dalam ilmu marketing, orang masih suka bias memahami apa itu Segmen dan apa itu Target. Secara sederhana saya katakan bahwa Segmen itu lebih umum, sementara Target itu lebih spesifik. Contoh; SEGMEN yang kita bidik adalah usia produktif yang sudah memiliki pekerjaan dan penghasilan. Kalau pakai standar Biro Pusat Statistik (BPS), maka kelompok usia produktif adalah 19 s/d 55 tahun.
Jika kelompok usia produktif 19 s/d 55 tahun adalah SEGMEN yang kita bidik, sepertinya itu terlalu luas dan melebar bukan? Maka kita mesti mempersempit dan mengerucutkan TARGET kita menjadi lebih spesifik. Misalnya; target yang kita sasar adalah usia 30 s/d 45 tahun saja. Kenapa? Karena kita mencari konsumen dengan income bulanan > 6 juta dan kita asumsikan mereka adalah lulusan S1 yang sudah berkarir kisaran 5 tahun. Jadi usia mereka sudah diatas 30 tahun.
Sudah dipahami soal perbedaan SEGMEN dan TARGET? Atau perlu satu contoh lagi?
Dalam kasus diatas, teman saya si duda resah mencari calon istri. Jika menyebut SEGMEN, bisa saja usia wanita yang mau kawin adalah range usia 17 s/d 60 tahun. Tapi teman saya mengerucutkan TARGET di usia 25 s/d 35 tahun. Karena dia tak mau dapat perawan bau kencur, juga tak mau dapat wanita tuwir yang sudah menopause, hehe ....
Dalam ilmu marketing, Segmen - Target diidentifikasi berdasarkan;
GEOGRAFIS (Where, Dimana)
daerah, wilayah
DEMOGRAFIS (Who, Siapa)
jenis kelamin, agama, usia, tingkat pendidikan, mata pencaharian, jumlah penghasilan dll
PSIKOGRAFIS (Why, Mengapa)
personalitas, perilaku, nilai-nilai, minat, gaya hidup
PERILAKU
menyangkut respon konsumen terhadap produk yang kita pasarkan, dan respon terhadap pesan yang kita sampaikan
Tidak sulit bukan? Dengan memakai panduan tersebut diatas, anda bisa mengidentifikasikan siapa target market yang disasar dan dengan mengetahui target yang kita sasar, maka kita punya orientasi jelas saat mengimplementasikannya kedalam taktik pemasaran (product, price, place, promotion) yang akan kita laksanakan.
Semoga sukses !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.