GILAMU BISA KUMAT
Saya bingung dengan ownernya proyek ini. Sepertinya dia salah konsep, membidik market yang terlalu tinggi padahal lokasi lahannya kurang mendukung. Aksesnya jalan 1,5 jalur melewati hutan jati sejauh lebih kurang 2 km dari jalan raya Ngaliyan - BSB Semarang. Sepi, simpangan 2 mobilpun harus salah satu menepi.
Tapi siteplannya ngeri bingitz. Jalannya lebar 8 dan 10 m, jaringan listriknyapun underground. Pagar keliling sudah jadi, jalan dan saluran juga sudah dibuat. Alamaaak, ini infranya kelas mahal. Pantesan type 45/120 dijual 600 jutaan. SHM sudah split per kavling. Soal IMB entah gak ada info.
Konon owner berani membangun karena dengar rencana ada pelebaran jalan yang akan dilakukan oleh pemkot Semarang. WHAT??? WHAT??? Baru dengar rencana sudah jadi rujukan untuk mengambil keputusan? Ambyaaar pakdhe. Baru laku 2 unit dari sekian puluh unit di lahan 1,3 ha tersebut.
Menurut kitab properti, kita dilarang mengambil keputusan dengan berdasarkan PLAN (rencana), melainkan harus berdasar FACT (fakta). Karena baru rencana, bisa batal atau tertunda. Lebih baik kita datang terlambat ketimbang merujuk rencana.
Misal harga tanah disitu sekarang Rp 200rb/m2. Jangan digarap jika mengandalkan akses dari (rencana) pelebaran jalan. Kita bisa gigit jari jika pelebaran tak jadi direalisasi. Biar saja waktu berjalan 1-2 thn dan pelebaran jalan sudah direalisasi, baru kita datang lagi. Soal harga tanah sudah naik jadi Rp 400rb/m2 gak masalah. Toh value nya sudah sesuai dengan jalannya yang sudah dilebarkan.
Ingat ya pelajarannya: "Jangan megambil keputusan berdasarkan RENCANA melainkan harus berdasar FAKTA. Lebih baik datang terlambat tapi selamat, ketimbang datang terlalu cepat tapi akhirnya gilamu bisa kumat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.