ariwibowojinproperti.blogspot.com - Bukan sekali ini saja kita mendengar ada artis papan atas yang menjemput ajalnya sebagai korban narkoba dan obat-obatan terlarang. Elvis Presley, Kurt Cobain, Michael Jackson, Jimi Hendrix, dan sekarang menimpa Whitney Houston. Artis yang pernah bermain film berjudul The Bodyguard bersama Kevin Costner itu menghembuskan nafasnya dalam keadaan overdosis obat-obatan psikotropika. Lagu paling berkesan dari mendiang Whitney Houston adalah lagu berjudul 'I Will Always Love You'.
Ada pakar psikologi yang menyebutkan bahwa pribadi-pribadi yang pernah berada di puncak ketenaran dan popularitas tingkat tinggi itu sebenarnya adalah pribadi yang rapuh secara mentalitas. Mereka tak bisa membedakan antara kehidupan nyata (riil) dan kehidupan mereka saat berada diatas panggung.
Diatas panggung, mereka ditonton puluhan ribu orang. Disorot puluhan kamera. Mereka seolah dianggap dewa yang dipuja puja. Tepuk tangan dan teriakan fans membuat bintang-bintang itu melambung dan lupa diri.
Saat mereka kembali ke dunia nyata, mereka adalah pribadi yang tertutup. Tinggal di apartemen mewah seorang diri. Tak punya sahabat yang bisa diajak curhat. Bintang top itu merasa kesepian, galau, dan frustasi. Mereka terus berkhayal dan menginginkan saat-saat indah ketika dipuja-puja diatas panggung yang gemerlap.
Saat popularitasnya menurun, mereka makin frustasi. Masa kejayaan yang penuh puja puji sudah berlalu. Mereka hanya dapat job manggung di pub dan klub malam yang penontonnya ratusan orang saja. Honornya juga kecil. Akibatnya income yang masuk ke kocek bintang itu juga menyusut. Tapi gaya hidup mereka sudah terlanjur berada di level tinggi. Pengeluaran mereka besar, tak sebanding dengan pendapatan yang diperoleh.
Frustasi tingkat dewa inilah yang mengakibatkan mereka mencari kenikmatan semu dengan mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras. Melalui obat-obatan itu, mereka bisa fly, bisa menikmati masa ketenaran mereka kembali meski hanya di alam imajiner. Buntutnya mereka ketagihan. Dan jika ketergantungan ini sudah level akut, maka ujungnya adalah maut.
* * *
Sobat properti, di dunia marketing kita mengenal apa yang disebut sebagai Life Cycle Product (siklus hidup produk). Dimulai dari phase intruduction (perkenalan), lalu growth (pertumbuhan), disambung maturity (kedewasaan), dan phase terakhir adalah decline (penurunan).
Siklus seperti ini harus kita pahami, karena setiap tahapan (phase) membutuhkan perlakuan yang berbeda. Hal yang sulit untuk diterima dengan lapang hati adalah saat penjualan produk properti kita memasuki phase DECLINE (penurunan). Ini adalah phase dimana disekeliling kita sudah hadir banyak pesaing yang lebih fresh dan lebih manis. Pesaing seakan mampu bersolek dan memikat konsumen lebih dari apa yang mampu kita lakukan.
Mereka (pesaing) tampil dengan gaya baru dan konsep baru yang lebih up date. Promosi mereka juga kencang yang membuat mereka diburu konsumen. Kita merasa jadi kuno, ketinggalan jaman. Mau mengubah penampilan dengan desain inovatif, budget perencanaan kita sudah habis. Kita merasa jadi kesepian, tak banyak pengunjung melirik kita. Yang telpon sedikit, yang survei langsung ke lokasi bisa dihitung dengan jari. Mau adakan promo yang menggigit, budget promosi sudah tipis.
Lagipula di phase decline, biasanya jumlah dagangan kita tinggal sedikit. Yang tersisa adalah unit-unit jelek dan tak diminati konsumen, misal; tusuk sate, kavling tidak strategis (belakang, terpencil, dekat kuburan, dekat pembuangan sampah), kavling tidak beraturan, nomor jelek (13, 44), dll. Mau belanjakan budget promosi gede juga kuatir akan sia-sia karena dagangannya tidak cukup menarik.
Dalam kondisi penjualan sulit seperti itu, apakah kita lantas boleh frustasi dan patah arang, kemudian mencari kenikmatan semu dengan mengkonsumsi miras dan narkoba? No way!!! Itu tidak akan menyelesaikan masalah.
Strategi apa yang paling pas kita lakukan di phase decline? Jawaban yang paling pokok adalah; Kurangi OHC (overhead cost). Lakukan rasionalisasi jumlah SDM. Disaat potensi revenue sudah tipis, maka biaya rutin juga harus kita pangkas. Berhentikan karyawan dengan hak-hak sesuai undang-undang, atau pindahkan ke proyek lain jika anda mengembangkan beberapa proyek properti lainnya.
Dan taktik pemasaran yang bisa kita lakukan adalah seperti ini;
# PRODUCT
Lakukan maintenance atas rumah stok supaya tetap tampil menarik di mata konsumen. Bersih, dan terawat. Jangan sampai nampak kusam dan halamannya banyak semak liar. Kualitas lingkungan dan infrastruktur juga mesti dijaga dengan pengelolaan estate management secara baik. Value yang bagus dari lingkungan akan meningkatkan hasrat dari calon konsumen untuk membeli unit stok yang masih tersisa.
# PRICE
Berlakukan diskon khusus, ekspose ke publik dengan label cuci gudang atau harga banting. Menciptakan persepsi di benak konsumen bahwa kita sedang memberlakukan harga obral akan membuat mereka masih mau melirik produk kita.
# PLACE (DISTRIBUTION)
Mengingat sales force kita sudah dibubarkan, maka personil yang tersisa di proyek kita mungkin tersisa 4-5 orang saja. Mereka mesti mampu menjalankan fungsi multitasking, merangkap semua jabatan. Misal; sales merangkap staf penagihan merangkap general affair. Supaya pemasaran tetap memberikan hasil yang bagus, kita tak boleh lagi mendistribusikan produk atau info produk melalui kekuatan internal saja, melainkan harus menggandeng mitra luar, yaitu broker properti. Beri kesempatan mereka membantu kita dengan fee kisaran 3% dari harga transaksi. Jadi stok kita akan masuk listing mereka. Tapi jangan mau dilakukan kerjasama eksklusif, melainkan tetap open saja. Jadi secara internal kita masih boleh menjual juga tanpa harus melewati broker.
# PROMOTION
Budget mepet bukan berarti kita tak melakukan aktivitas promo apapun. Sekedar pasang iklan baris sebulan 4x serta memasang spanduk di unit stok tetap harus dilakukan. Bisa juga memanfaatkan 'marketing online' di dunia maya yang low cost dan terkadang cukup efektif.
---------------
Nah, serangkaian taktik diatas silahkan anda implementasikan jika proyek properti anda sudah memasuki tahapan DECLINE (penurunan). Jangan putus asa, jangan frustasi, jangan patah arang. Pasti ada solusinya.
Reminder ;
Workshop 2 Hari
25 - 26 Pebruari 2012
Hotel Oasis Amir, Senen Jakarta
JURUS PINTER MARKETING DEVELOPER
Mengupas 8 jurus andalan dari Kitab Terlarang milik Perguruan Kungfu Properti yang akhirnya dibuka untuk umum.
Hub; sdri. Fitri (085248896666)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.