BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Rabu, 14 Desember 2011

KISAH FAX YANG TERBALIK

KISAH FAX YANG TERBALIK
ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Ini kisah sungguhan, bukan lelucon hoax. Terjadi pada tahun 2006 di kantor PSSI, ketika salah satu pengurus teras PSSI yang bernama Barry Sihotang mengirim formulir pendaftaran klub Persipura Jayapura mengikuti LCA (Liga Champion Asia) mewakili Indonesia selaku juara Ligina 2005/2006. Barry melakukan pengiriman fax sendiri ke markas AFC di Kuala Lumpur tanpa menyuruh stafnya, dan dilakukan di hari terakhir batas pendaftaran peserta.

Apa yang terjadi? Ternyata pada saat mengirim fax, kertasnya terbalik. Jadi walaupun terkirim, diterima di markas AFC sana hanyalah secarik kertas kosong belaka. Tak ada isinya apapun. Konsekwensinya klub Persipura Jayapura dianggap tidak pernah mendaftarkan diri ikut LCA. Dunia persepakbolaan nasional gempar. Persipura komplain atas keteledoran ini. Tapi mau diulang pendaftarannya sudah tidak bisa karena sudah melewati deadline.

Kisah mengirim fax terbalik yang berakibat tak adanya wakil Indonesia di LCA 2006 ini dicacat sejarah sebagai legenda konyol yang menjadi bahan guyonan banyak pihak sampai saat ini.

* * *

Sobat properti, ada 3 pelajaran penting yang bisa kita ambil dari kisah diatas. Yaitu soal delegasi, soal konfirmasi, dan soal jangan menunda pekerjaan.

Pelajaran pertama soal Delegasi. Delegasi adalah menyerahkan atau melimpahkan tugas kepada orang lain. Biasanya secara hirarki diberikan dari atasan ke bawahan. Sebuah buku manajemen menyebutkan bahwa tugas seorang pimpinan adalah prediksi dan delegasi. Melakukan hukum Pareto, yaitu melakukan 20% tapi hasilnya 80%. Sedangkan sisanya didelegasikan kepada anak buah, yang bekerja 80% untuk hasil sebesar 20%.

Pekerjaan ringan seperti memfoto copy, mengirim fax, atau menjilid dokumen, tak perlulah dikerjakan sendiri oleh atasan, cukup diperintahkan kepada bawahan untuk melakukannya. Ketimbang mengirim fax sendiri tapi kertasnya terbalik. Ini malah kontra produktif.

Pelajaran kedua adalah soal konfirmasi. Untuk mengirim surat-surat penting, usahakan melakukan konfirmasi kepada pihak penerima melalui telepon. Tanyakan apakah fax dari kita sudah diterima atau belum. Jika pihak penerima menjawab bahwa hanya ada kertas kosong yang masuk, setidaknya bisa cepat-cepat difax ulang.

Staf saya pernah mengirim surat pembatalan pembelian unit rumah kepada konsumen melalui fax. Tidak melakukan konfirmasi, dianggap fax sudah masuk. Kemudian unit yang sudah dianggap batal dijual lagi ke konsumen lain. Selang beberapa hari kemudian konsumen lama datang untuk melakukan pembayaran angsuran uang muka, padahal unitnya sudah dijual kepada pembeli baru. Terjadilah penjualan ganda, ribut antara 2 konsumen, dan harus dicarikan solusi secara bijak.

Pelajaran ketiga adalah soal menunda pekerjaan. Kebiasaan buruk kita adalah selalu menyelesaikan pekerjaan mendekatai batas akhir waktunya. Tak mau mengerjakannya jauh-jauh hari. Padahal jika pengerjaannya sudah mepet, biasanya kita cenderung terburu-buru dan teledor. Banyak human error terjadi, termasuk mengirim fax dalam posisi kertas terbalik.

Andaikata Barry Sihotang mengirim formulir pendaftaran bukan di hari terakhir batas pendaftaran, mungkin ceritanya akan lain. Ayo, jangan suka menunda pekerjaan anda, dan lakukan dengan cermat pekerjaan anda!! 

2 komentar:

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis