BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Rabu, 25 Mei 2016

PENTINGNYA SOSIALISASI WARGA

PROYEK DITOLAK WARGA
NYESEK RASANYA


Saya pernah mengalami sebuah proyek gagal dilaksanakan gara-gara resistensi dari warga. Padahal uang muka sudah bayar 1 milyar, dan sudah terpakai oleh pemilik tanah. Ketimbang uangnya tak bisa balik, akhirnya ditukar sebagian tanah dari proyek yang gagal dilanjutkan tersebut. Hmm, nyesek rasanya. 

Oh ya, kasus diatas terjadi di Sleman, dimana salah satu persyaratan mengurus perijinan adalah Berita Acara Sosialisasi Warga yang harus dibuat tertulis dan ditanda tangani oleh minimal 20 warga di RT yang terdampak, Ketua RT, Ketua RW, Dukuh, dan Lurah/Kades. 

Belajar dari pengalaman pahit diatas, maka saya menganggap sosialisasi warga adalah sesuatu yang wajib dilakukan sebelum memulai proyek. Seperti yang kami lakukan di proyek Majapahit Green Townhouse di Semarang ini. 

Meski berita acara sosialisasi warga bukanlah syarat tertulis yang diminta untuk mengurus perijinan, kami tetap melakukannya secara informal. Mendatangi Ketua RT dan Ketua RW untuk kulanuwun (permisi) dan silaturahmi. Kami jelaskan rencana-rencana kami, dampaknya terhadap lingkungan, kontribusi dan partisipasi kami terhadap lingkungan, serta komitmen tanggung jawab kami jika aktivitas konstruksi kami mengakibatkan kerusakan jalan lingkungan. 

Bahkan Ketua RT tetangga pun kami kunjungi. Karena meski lahan kami ada di RT 01, tetapi jalan lingkungan yang kami pakai ada diantara RT 01 dan RT 05, sehingga kami juga bersilaturahmi kepada Ketua RT 05.

Sobat properti, apa yang kami lakukan ini bukan hal yang wajib secara formal. Akan tetapi tak ada salahnya dilaksanakan demi kelancaran proyek kedepannya nanti.

Selasa, 24 Mei 2016

PASTIKAN PRODUK ANDA ADA DI BENAK KONSUMEN

COBA SEBUTKAN NAMA MERK CELANA DALAM PRIA YANG ANDA KETAHUI !


Budi, coba sebutkan nama merk rokok yang kamu ketahui !

"Djarum, Gudang Garam, Marlboro, Sampoerna, Bentoel, ehhmm ehmmm ...."

Ada lagi Bud?

"Ehm ..., Lucky Strike. Ehmm ... Sudah deh. Saya bukan perokok."

Toni, sekarang giliranmu. Coba sebutkan nama merk pasta gigi yang kamu ketahui !

"Close up, Pepsodent, Ciptadent, Sensodyne, ehmm ..... " (berpikir keras)

Ada lagi Ton?

"Darlie."

Masih ada lagi?

"Ehm ehmm ...., sudah. Nyerah deh."

Tahukah anda bahwa berdasarkan hasil survei, otak atau memori manusia normal hanya mampu mengingat antara 4 s/d 7 merk untuk setiap jenis produk. Jarang yang bisa mengingat lebih dari 7 merk. Yang biasanya diingat adalah merk yang sering dia konsumsi sendiri, atau merk yang informasinya sering dia lihat dan dengar. 

Nah, jika sebuah jenis produk ternyata ada puluhan atau bahkan ratusan merk, artinya lebih banyak merk yang tidak dikenal dan diketahui oleh konsumen? Betul !

Jika tidak dikenal, bagaimana mungkin dibeli dan dikonsumsi, karena pada saat konsumen membutuhkan jenis produk tersebut, tentunya yang berpotensi dibeli hanya merk produk yang ada di referensi otak konsumen. 

Sobat properti, begitulah ketatnya persaingan kita di bisnis properti. Jika kita memiliki banyak pesaing, sudah pasti yang produknya berpotensi dibeli konsumen adalah yang namanya ada di benak konsumen. Biasanya adalah proyek besar yang dibangun oleh pengembang besar, atau proyek perumahan yang sudah establish dan eksis cukup lama, atau perumahan yang gencar publikasi dan promosinya.

Jika benak konsumen sudah diisi oleh 4 atau 7 produk pesaing, maka PR kita adalah bagaimana bisa berusaha agar produk properti kita bisa dikenal oleh konsumen dan masuk kedalam benak mereka. Tak harus urutan 1 atau 2, cukup urutan 4 s/d 7 pun bolehlah. Artinya produk kita akan menjadi salah satu referensi konsumen pada saat mereka membutuhkan produk properti.

Seperti istilah "winning the batle in mind" alias menangkanlah persaingan di benak konsumen. Siapa ada di benak konsumen, maka dialah yang memenangkan persaingan.

Bagaimana caranya? Produk kita harus memiliki keunggulan kompetitif. Misal; harga jual yang murah, differensiasi yang memiliki benefit, atau perbedaan kecil tetapi memberikan benefit kepada konsumen. Tentu saja harus dibalut dengan kreativitas dan inovasi dalam kemasannya.

Dan kemudian ciptakan awareness melalui strategi promosi yang efektif dengan intensitas memadai sehingga produk kita dikenal oleh konsumen. 

Tetapkan segmen dan target yang disasar, dan tentukan positioning produk anda yang akan ditanamkan di benak konsumen. Ini akan memperbesar peluang produk anda menjadi referensi mereka. 

Maaf, untuk detail dan contohnya tak bisa saya jelaskan disini. Itu butuh simulasi dan ekplorasi. Bukan sekedar contoh kasus fiktif, tapi lebih bagus jika diaplikasikan di proyek properti yang sedang anda kembangkan.

Sebagai penutup, ini pertanyaan buat anda ; "Coba sebutkan nama merk celana dalam pria yang anda ketahui !"
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis