BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Senin, 24 Desember 2018

PENGEMBANG MODAL NEKAT

PENGEMBANG MODAL NEKAT
Seorang alumni PKP (Perguruan Kungfu Properti) bercerita tentang OPPORTUNITY nya, yaitu lahan seluas 5500 m2 harga Rp 500rb/m2 yang deal dengan skim bayar DP Rp 400 jt dan pelunasan 18 bln.
Sudah bayar tanda jadi Rp 3 jt seminggu yang lalu, juga sudah dibuat surat kesepakatannya. Wow, sudah seminggu yang lalu jadi waktunya tinggal 3 minggu lalu.
"Bukan begitu suhu, sesuai ajaran PKP saya menyelipkan klausul karet bahwa jika terlambat bayar akan dikenakan denda 0,1%/hari dengan toleransi keterlambatan max 60 hari. Jadi sebenarnya waktu saya masih tersisa 2 bln 3 minggu."
Sudah dibuat siteplannya (jadi 28 kavling), sudah dibuat pricelistnya type 60/105 harga normal Rp 599 jt. Tapi yang beli tunai keras dapat harga khusus Rp 399 jt, dengan jadwal STB 15 bln.
Murid PKP ini menerapkan jurus #KadalBuntung yaitu mengorbankan sebagian unit untuk menyelamatkan cashflow proyek secara keseluruhan. Itu dijual dibawah harga HPP, yang penting ada uang tunai masuk untuk bayar DP tanah yang segera jatuh tempo. Sengaja jadwal serah terima bangunan disetel panjang dengan pertimbangan di bln ke 15 sudah sehat cashflownya.
Kalau dalam waktu tersisa 2 bln 3 minggu tidak ada pembelian secara tunai bagaimana? Tanya saya.
"Sesuai ajaran suhu AW, misal dalam 2 bln tak ada transaksi, saya cari MPM (Mitra Pemilik Modal) di 3 minggu terakhir. Terpaksa harus jalankan plan B yaitu berbagi laba kepada MPM, jika plan A nya dengan memakai uang konsumen gagal dieksekusi."
Jika tak ada transaksi tunai dan juga tak dapat investor bagaimana?
"Itu namanya apes kuadrat. Ya paling cuma hangus tanda jadi Rp 3 jt dan beberapa pengeluaran kecil lainnya (perencanaan, brosur, promosi, operasional dll) yang lebih kurang Rp 10 jt. Itulah resiko yang harus saya hadapi. MESKI NEKAD, RESIKONYA TERUKUR."
Mantap! Aktivitas di lapangan bagaimana? Tanpa aktivitas fisik apa ada konsumen mau beli?
"Saya cuma manfaatkan puing puing bekas dari proyek lain yang diurugkan ke lahan tersebut yang memang agak rendah 50 cm dari jalan. Sesuai ajaran suhu AW, harus ada klausul kita boleh melakukan aktivitas fisik penataan lahan di lapangan. Tanpa klausul itu peluang kita memasarkan agak sulit. Juga saya pasang baliho besar disana."
Yes, keren kamu bro. Moga sukses proyekmu. Kamu bukan modal nekat. Kamu cerdas, karena resikomu sangat terukur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis