BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Kamis, 25 Juni 2015

ISTRI TIDUR TAK PAKAI BEHA, KITA CUEKIN SAJA

FAKTA BRUTAL


Ini kisah tentang FAKTA BRUTAL. Dimana anda yang sok merasa sebagai pengusaha, mendadak jadi pecundang. Kepala pusing, perut mules, mungkin juga mencret-mencret. Kenapa? Karena dikejar HUTANG. Ada tagihan jatuh tempo, atau sebuah kewajiban yang tak mampu dipenuhi. Stress, matikan hp. BBM masuk tak berani read. Sms masuk langsung delete tanpa dibaca. Istri tidur tak pakai BH, kita cuekin saja dan tidak berselera. Dunia terasa gelap gulita.

Anda pernah mengalami? Hayoo ngaku aja deh.

Pengusaha itu mainannya bernama CASHFLOW. Musuhnya HUTANG, temannya PIUTANG. Pengeluaran sifatnya pasti, sementara pemasukan sifatnya tak pasti. Mental pengusaha diuji dalam kondisi begini.

Saya dulu sering mengalami hal beginian. Datang ke kantor malas, takut berjumpa kontraktor yang menagih termin. Akhirnya ngantor di cafe, sambil berdoa semoga ada uang masuk agar bisa menyelesaikan kewajiban. Kalau kepergok, terpaksa pakai jurus 'endo semoyo' alias menghindar dan memberi janji.

Saya pernah punya pengalaman yang luar biasa. Ketika ada hutang jatuh tempo bayar tanah senilai Rp 125 juta yang tak mampu saya penuhi. Bulan-bulan sebelumnya saya bayar dengan lancar. Tapi bulan itu duitnya belum ada.  Pemilik tanahnya tentara, kerja di BIN. Jatuh tempo tanggal 5, dan cashflow saya sedang kurang sehat karena penjualan lagi lesu.

Pak tentaranya sibuk telpon menanyakan tagihan. Saya bingung belum bisa memberi kepastian. Saya bingung. Telpon tidak saya angkat, sms tidak saya balas. Makin gencar telponnya, tiap 15 menit. Makin panik, akhirnya hp saya matikan. Sungguh ini sebuah FAKTA BRUTAL, yaitu kondisi dimana kita tak mampu mengatasi keadaan.

Tengah malam, saat saya berpikir pak tentara sudah lelap tidur, saya buka hp dan baca-baca sms yang masuk. Isinya ngeri. Pak tentara sudah main ancam dan intimidasi. Pusing pala barbie. Bikin nyali makin ciut.

Dua minggu lari dari kenyataan. Saya tidak tahan lagi. Mendadak saya punya keberanian untuk menghubungi pak tentara dan mengajak bertemu.

Kamipun bertemu. Saya sudah bayangkan cacian dan makian dari pak tentara. Keringat dingin keluar. Tapi saya kuatkan mental dan bicara terus terang mengenai kesulitan yang saya alami. Apa yang terjadi? Pak tentara santai-santai aja lho. Tak seganas di bunyi sms nya. Dia justru mengatakan bahwa dia marah adalah karena saya menghindar, bukan karena saya tak mampu bayar. Tak angkat telepon dan tak jawab sms adalah sikap tidak gentlemen yang membuat dia merasa kecewa.

Ajaib, dia mengatakan bahwa angsuran di bulan itu sementara free (prei), dan 3 bulan kedepan saya diberi keringanan untuk mengangsur hanya sebesar Rp 25 juta saja. Itu hanya 20% dari kewajiban seharusnya. Pak tentara memahami kesulitan cashflow yang sedang saya derita.

Dia hanya berpesan bahwa sebagai pengusaha, harus tetap membuka akses KOMUNIKASI. Jika kita tak bisa dihubungi, maka pihak lain justru akan berprasangka dan curiga. Buntutnya bisa timbul hal-hal yang tidak diinginkan.

Hmm, jadi malu sekali saat itu. Seorang tentara yang bijaksana memberi wejangan kepada saya yang mengaku sebagai pengusaha. Untuk tidak lari dari kenyataan. Untuk tidak menutup akses komunikasi. Terkadang yang membebani diri kita itu justru ketakutan yang kita ciptakan sendiri.

Pelajaran : Jika FAKTA BRUTAL terjadi dalam hidup anda (bisnis anda), jangan lari. Hadapi saja, apapun yang terjadi. Tetaplah membuka akses KOMUNIKASI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis