BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Rabu, 21 Maret 2012

TERNAK PROPERTI DI KOLAM LELE

TERNAK PROPERTI DI KOLAM LELE

ARIWIBOWOJINPROPERTI.BLOGSPOT.COM - Mengisi jam kosong dengan mengunjungi teman lama yang punya usaha sampingan budidaya lele ternyata asyik juga loh. Melihat ikan-ikan lele tersebut berebut makanan sampai bunyi riak airnya terasa berisik.

Teman saya punya 4 kolam yang berjajar rapi, ukuran lumayan besar. Sekali tebar benih katanya langsung 25.000 - 30.000 ekor. Nanti saat panen biasanya berkurang 10% akibat mati atau dikanibal sesama lele.

Iseng-iseng saya bertanya kenapa kok membangun 4 kolam? Kenapa tidak dijadikan 1 kolam saja yang besar, dengan kapasitas 100.000 - 120.000 ekor bibit lele sekali tebar. Menurut saya itu lebih praktis dan tidak makan tempat.

Teman saya menjawab; dibuat 4 kolam supaya tiap bulan dia bisa panen 1x. Sekali panen bisa 2500 kg, dimana 1 kg terdiri atas 7 s/d 9 ekor lele dewasa. Harga jual per kilogram kisaran Rp 11.000 - 12.000.

Dia mencontohkan; Kolam 1 ditanam bibit lele bulan Januari maka bisa dipanen bulan April. Kolam 2 ditanam bibit lele bulan Pebruari maka bisa dipanen bulan Mei. Kolam 3 ditanam bibit lele bulan Maret maka bisa dipanen bulan Juni. Kolam 4 ditanam bibit lele bulan April maka bisa dipanen bulan Juli. Nanti di bulan Mei yang ditanami bibit lele adalah kolam 1 yang sudah kosong setelah dipanen bulan April. Begitu seterusnya siklus tanam dan panen lele.

Wah, kok mirip dengan strategi saya membangun rumah stok untuk proyek perumahan ya? Khususnya untuk proyek RSH yang baru bisa akad kredit jika progres fisik bangunan sudah 100%. Biasanya saya akan menentukan terlebih dahulu berapa target rata-rata angka penjualan bulanan. Misalnya target penjualan 25 unit/bulan, maka mulai bulan ke 1 s/d ke 4 saya akan buka SPK (Surat Perintah Kerja) kepada kontraktor sejumlah 25 unit/bulan dengan perincian sebagai berikut (contoh);

JANUARI 2012
Buka SPK 25 unit
Jadwal penyelesaian 20 April 2012

PEBRUARI 2012
Buka SPK 25 unit
Jadwal penyelesaian 20 Mei 2012

MARET 2012
Buka SPK 25 unit
Jadwal penyelesaian 20 Juni 2012

APRIL 2012
Buka SPK 25 unit
Jadwal penyelesaian 20 Juli 2012

Dengan strategi demikian, mulai bulan April 2012 dan seterusnya, tiap akhir bulan bisa eksekusi akad kredit 25 unit, dan mendatangkan arus kas yang menyehatkan cashflow perusahaan.

Keberanian membuka SPK selama 4 bulan berturut-turut dengan jumlah 25 unit/bulan mengandung resiko jika ternyata angka penjualan tak mencapai target maka ada stok rumah yang idle tanpa pembeli. Yang biasanya ini diatasi dengan cara melokalisir stok rumah siap huni tersebut sebagai dagangan utama dan dagangan satu-satunya di pricelist yang dibagikan ke calon pembeli di bulan ke 5. Maksudnya yang ada di pricelist hanya berisi rumah-rumah stok tersebut saja. Unit yang belum dibangun sementara disingkirkan. Dengan cara itu pilihan pembeli akan terkonsentrasi ke rumah stok.

Bersamaan dengan periode penjualan 4 bulan pertama yang bisa kita asumsikan berada di tahapan Phase Introduction (perkenalan) di Siklus Hidup Produk (Life Cycle Product) itu, secara makro juga perlu dilakukan evaluasi terhadap Marketing Plan yang pernah disusun sebelum proyek dimulai.

Apakah Strategi Pemasaran (Segmentation, Targeting, Positioning) yang direncanakan sudah tepat? Ataukah ada yang salah implementasinya kedalam Taktik Pemasaran (Product, Price, Place, Promotion) sehingga hasilnya tidak optimal. Hasil evaluasi ini tentunya akan menghasilkan Marketing Plan yang baru, yang diharapkan bisa lebih baik hasilnya karena sudah mendapatkan gambaran dari hasil evaluasi 4 bulan pertama.

Jika sudah tahu potensi pasar dan daya serapnya, kemudian akan ditentukan target baru yang realistis dan mampu dieksekusi. Misalnya target bulanan diturunkan menjadi 15 atau 20 unit perbulan, maka angka target itulah yang akan kita jadikan acuan untuk membangun rumah rumah stok. Ingat!! Main RSH tak mungkin hanya membangun berdasarkan angka penjualan saja, karena jika anda memakai cara itu, nanti selalu ketinggalan alias ada idle 1 bulan dimana realisasi akad kreditnya minim dan tak ada arus kas masuk dalam jumlah signifikan ke rekening perusahaan. Dan itu membuat cashflow perusahaan bisa goncang.

Sekali layar terkembang, pantang surut sebelum mencapai dermaga tujuan. Berani memutuskan mengeksekusi sebuah proyek pasti sudah melakukan analisa sebelumnya yang outputnya menyatakan proyek tersebut feasible untuk dikembangkan. Kendala apapun dalam pemasaran proyek di phase awalan bukan berarti membuat ciut nyali dan lantas merevisi semua proyeksi dengan skala pesimis.

Evaluasi fakta dan data yang ada, kemudian lakukan improvement (perbaikan) dan adjustment (penyesuaian) agar target penjualan selanjutnya sesuai target yang direncanakan.

Tetapi soal strategi membangun rumah stok (RSH) dalam kaitannya dengan potensi akad kredit bulanan, saya merekomendasikan sobat-sobat properti untuk mengimplementasikan teori beternak lele seperti uraian diatas. Itu menghasilkan potensi pencairan bulanan secara kontinyu dalam jumlah yang sudah direncanakan sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis