BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? Silahkan simak jawabannya disini : http://bukupengembangproperti.blogspot.com/2012/03/merintis-bisnis-properti-sebagai.html

Cari Artikel Menarik Disini

Jumat, 30 Juli 2010

Tips Properti ; DI BUTIK KAMI ADA (segmentation - targeting - positioning)



DI BUTIK KAMI ADA 
Segmen - Target - Positioning

Salah seorang sales terbaik yang ada di grup kami, berkat ketekunan dan keuletannya menginvestasikan komisi demi komisi yang diterimanya, berhasil memiliki 2 butik (tas, sepatu, dompet, sabuk) hanya dari modal awal 60 juta. Sekarang dia memiliki 2 outlet di kota Pekalongan. Namanya INDAH Boutique.

Karena dia sudah membuktikan mampu menjadi pendekar butik dengan 2x success story, kami mengajak dia kongsi dan memberi modal 1 M guna membuka outlet di 5-6 kota lagi. Ini sesuai konsep di corporate kami; Mitra Kerja menjadi Mitra Usaha.

Saya tanya, kita mau buka outlet dimana saja??

Dia menjawab; Tegal, Purwokerto, Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Purworejo.

Lho, kenapa tidak buka outlet di kota Semarang, Solo, Yogya, atau Bandung??

Dia menjawab;
Buka di Jakarta atau Bandung, itu bunuh diri. Buka di Yogya atau Semarang, itu setengah mati. Kalau di 6 kota tersebut, Insya Allah banyak rejeki.

Jawab dia sambil senyum senyum, lalu meneruskan keterangannya.

SEGMENTASI kita (secara demografis) adalah masyarakat di kota kecil kelas kabupaten yang (secara psikografis) jarang bepergian ke kota besar.

TARGET kita adalah mereka yang (secara perilaku) ingin selalu tampil modis tetapi kantongnya cekak. Jadi tidak malu memakai merk branded padahal KW1 atau KW2

POSITIONING kita adalah; "Yang ngetrend di kota, di butik kami ada."

Dengan strategi STP seperti diatas, jelas butik kita tidak bakal laku jika mendekat ke pusat fashion seperti Jakarta atau Bandung. Bahkan main di ibukota propinsi saja pasti berat karena banyak saingan yang memasarkan barang KW1.

Wah, pintar sekali sales ini. Dia fasih bicara soal S-T-P. Pantesan banyak komisi. Pantesan punya usaha pribadi. Pantesan bisa mandiri. Pantas banget diajak kongsi.


Jadi ingat dengan seorang rekan di GARUT, yang menjelaskan bahwa dia spesialis main RSH tingkat kecamatan. Menurut dia, di level kecamatan selalu tersedia captive market pembeli RSH, asal jumlah unitnya kisaran 100 unit saja. Jangan lebih banyak karena pasti tidak terserap pasar.

Di level kecamatan kalau dibangun Real Estate kemungkinan besar tidak laku. Karena segmen dan target pasarnya tidak klop.

Wah, kok mirip mirip ya, hehe .. Ada BUTIK TINGKAT KABUPATEN dan RSH TINGKAT KECAMATAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

ShareThis